6. UgD .6

277 40 0
                                    

Pagi hari gue udah nangkir di kamar kak Jisoo. Dandanan khasnya yang sederhana membuat dia lebih menarik. Jaksa cantik, begitulah ia sering dipanggil.

"Nanti jam berapa kak?"

Kak Jisoo menjawab tanpa membalikkan badannya yang masih menatap cermin.
"Apanya?"

"Shootingnya."

"Oh. Sore mungkin."

Kak Jisoo membetulkan ajm tangannya, mengambil tas kerjanya lalu menatap gue.

"Kepo gitu kenapa?"

Wajahnya datar, senyum tersembunyi tersirat diantaranya.

Gue sok cuek.
"Nanya aja."

Gue melangkah keluar. Takut takut ketahuan kalo gue ada rasa sama Hyunjin.

"Yuqi!"

Gue berhenti diambang pintu, menoleh takut-takut.

"Nanti jam 3 sore ya. Jangan telat."

Gue belum paham, Kak Jisoo melangkah mendekat, menepuk bahu gue.
"Kalo ada perasaan jangan disembunyiin gitu, Hyunjin bukan cenayang."

Ketahuan. Gue membeku ditempat.

😸😸😸

Berhubung kuliah gue pagi, pukul 2 gue udah siap terus duduk manis sambil nyemilin jeruk sama kopi. Nunggu kak Jisoo pulang kerja.

Benar saja, jam 2 lebih Kak Jisoo udah dateng. Kaget ngelihat gue yang udah rapi di ruang tamu.

"Loh. Kamu udah siap?" tanyanya sambil tersenyum geli.

Gue mengangguk.

Udah hilang jaim gue, toh udah ketahuan.

Ia geleng-geleng kepala sambil melangkahkan kaki ke dalam.

Gue melanjutkan camil-camil.

Setelah beberapa saat Kak Jisoo sudah siap dengan setelan trouser suit maroonnya.

"Rapi banget dah."

Gue bangkit, menyusul kak Jisoo dari belakang.

"Konsepnya gini." Jawab Kak Jisoo.

Gue mengangguk, bukan urusan gue juga.

Akhirnya kami berangkat ke tempat yang dimaksud. Setelah sampai di sebuah ruangan yang nampak seperti aula kecil, kami disambut oleh Hyunjin yang tersenyum lebar. Senyum itu.

Hyunjin menengok ke belakang kak Jisoo, mengintip keberadaan gue.
"Kamu ikut?"

Kak Jisoo menyerobot,
"Iya kasian. Daripada dirumah sendirian. Sekalian biar tau kota."

Hyunjin mengangguk. Gue tersenyum getir. Kebohongan yang manis.

"Yaudah ayo kesana kak."

Kak Jisoo repot dengan urusan Hyunjin dan kelompoknya. Berbicara ini itu disekitar mimbar.

Gue memilih duduk di salah satu bangku kosong yang tersebar di ruangan. Namanya juga aula.

Gue cukup gabut. Perut gue udah perih aja belum makan daritadi, cuma cemil-cemil.

Tangan gue bergerak mencari ponsel, berselancar di internet sambil menunggu waktu.

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang