14. tHaT CuTenEst :-) isNt FoR mE .14

226 36 5
                                    

Tentu saja gue memilih berbohong dengan menggelengkan kepala keras-keras. Menghindari tatapan Lucas dengan menyibukkan diri dengan ayam.

Dagu gue ditarik sedikit keatas dengan paksa, membuat kepala gue mendongak karena ulah tangannya. Gue membalasnya dengan tatapan sebal.

"Jujur aja deh, Qi. Lo tuh gabisa bohong, apalagi ke gue."

Gue menepis tangan Lucas yang mengunci dagu gue tadi. Ganggu orang mau makan aja.

Mulut gue tetap bungkam. Lucas sibuk menertawakan gue yang masih memasang muka masam.

"Hyunjin. Hehheeehe. Hyunjin."
Lucas mengatakan kalimat itu dengan mulut yang dimiring-miringkan, berusaha mengejek.

Awalnya gue ga ngeh sama apa yang diomongin. Tapi sebelum gue berfikir maksud omongannya, Lucas sudah membuka mulutnya. Menjelaskan.
"Tidur aja sampe bawa-bawa Hyunjin. Bucin dasar."

Tangan gue berhenti menguliti ayam. Mendongak sinis ke Lucas.
"Maksud lo apa?!"

Masih dengan senyum mengejek, Lucas melanjutkan.
"Ya begimana. Lo tidur di bioskop pas filmnya mulai. Terus pas filmnya lagi ga ada suaranya elo sebut sebut nama Hyunjin. Sampe orang-orang pada noleh."

Gue mendelik. Sumpahan?

Lucas mengangguk.
"Mana suara lo kayak loudspeaker lagi. Malu-maluin."

Gue menepuk jidat keras keras sambil mengingat pandangan orang-orang ke gue ketika meninggalkan bioskop tadi. Pantas saja.

Lucas menunjuk jidat gue dengan muka ngerinya.
"Dih jorok."

Gue baru sadar kalo tangan gue ini udah nyentuh ayam sama kena saus. Gue segera bangkit menuju ke belakang, ingin mengecek sekotor apa jidat gue, sekalian dibersihin.

Betapa apesnya gue hari ini. Gue ngelihat Hyunjin berdiri di salah satu antrean yang ga terlalu jauh dari posisi gue duduk. . Sebelum gue berusaha menghindar, dia sudah melirik ke arah gue. Tersenyum sambil melambaikan tangan.

Ada dua hal yang pengen gue sembunyiin dari Hyunjin.

Pertama, jidat gue tentu saja.

Kedua, Lucas. Emang gue bukan siapa siapanya Hyunjin sih. Tapi kalo dia selalu lihat gue berdua sama Lucas, bukannya dia bakal ngira kita lebih dari temen? -meskipun Hyunjin ga peduli sebenarnya-.

Gue tersenyum kikuk membalasnya. Gue segera berlalu ke kamar kecil sambil menutupi bagian jidat gue ketika melewati antrean Hyunjin. 

Lucas masih di tempatnya, tertawa habis-habisan menyadari gue yang hari ini benar benar sial.

Setelah merapikan anak rambut di kamar kecil, dan cuci tangan lagi tentunya, gue segera kembali. Sesaat terdiam dari kejauhan melihat bangku gue ramai.

Lucas, Hyunjin, dan temannya.

Gue memasang senyum ikhlas terbaik. Gapapa, ga ada yang perlu di khawatirkan. Hyunjin tidak peduli.

Setelah sampai, gue tidak segera duduk. Menyapa Hyunjin dan temannya terlebih dahulu. Dan saat itu gue sadar, tetap ada hal yang perlu di khawatirkan, yaitu teman Hyunjin.

"Halo. Ketemu lagi."

Teman Hyunjin itu mengulurkan tangannya dengan senyum yang sudah pernah gue lihat.

"Ga nyangka ya, kita bisa ketemu lagi setelah yang kemarin di mall."

Gue mengangguk kaku, menerima jabat tangan lelaki yang mempunyai wajah khas ini. Mencoba tampak seramah mungkin.

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang