22. Bs (2) .22

223 28 15
                                    

"Im gay."

Gue merespon dengan tawa bercanda. Masih banget berharap Hyunjin ini bercanda. Yekeles gitu seorang Hyunjin gay. Ga masuk akal.

"Qi, saya serius."

Tawa gue mulai meredam. Hingga bener-bener ilang pas dia natap gue, dalem.

Kami berakhir dengan saling diam hingga mobil menepi di depan fakultas gue. Pikiran gue kacau, dia makin sulit dijangkau.

"Terimakasih, Kak." Ujar gue terakhir kali sebelum berniat membuka pintu mobil.

"Yuqi," Hyunjin menahan gue, tangannya sempat menahan pergelangan tangan gue, membuat gue menoleh kearahnya.
"Eh, sorry." Hyunjin melepas genggamannya.

Gue mencoba memasang wajah tenang, menghadap Hyunjin.

"Saya bisa minta tolong sesuatu sama kamu?"

Otak gue udah suudzon duluan. Bicara dalam ati iya iya bakal gue rahasian. Tapi gue salah, bukan itu yang diminta Hyunjin.

"Temui saya malam ini. Di taman kompleks, pukul 7.  Bisa?"

Gue menatap wajah penuh harapnya. Menarik napas dalam sebelum mengiyakan ajakan Hyunjin.

"Makasih banyak, Yuqi."

Gue mengangguk, keluar dari mobil lalu menutup pintu dengan senyum. Setelah mobil Hyunjin pergi menjauh, tubuh gue limbung di trotoar depan fakultas.

Iya. Sekaget itu gue.

🌼🌼🌼

Singkat cerita, gue udah nongkrong sendirian di taman kompleks. Lupain kuliah gue yang tadi. Demi apa yang gue tangkap cuma 20%, sisanya melayang ke Hyunjin. Mana yang 20% isinya cuma salam pembuka dan penutup dari dosen.

Iya, gue tau gue bucin. Tapi mari ganti kata bucin dengan kata tulus.

Ga lama Hyunjin dateng. Dia terlihat super duper tampan dengan setelan kaos dan treening hitamnya itu.

Dia melambai, lalu duduk di sebelah gue.

Matanya menatap keatas, gue melirik kearahnya. Mencoba menerawang apa yang ada dipikirannya. Tapi gagal. Karena gue Yuqi, bukan Roy Kyoshi.

"Yuqi."

Gue diam, menunggu Hyunjin melanjutkan kalimatnya.

"Saya boleh cerita sesuatu?"

Gue mengangguk.

Hyunjin berhenti menatap langit malam, mengalihkan pandangannya ke gue.

"Saya gatau keanehan dalam diri saya ini tumbuhnya kapan. Saya ga pernah jatuh cinta sama cewek."

DEG. Wah masih dilanjut pembahasannya. Baiklah, mari kita kupas habis sekalian. Sekalian nyemplung, sekalian sakit, sekalian ngelupainnya. Daripada dicicil?

"Kak Hyunjin pernah jatuh cinta sama cowok?"
Gue bertanya hati-hati.

"Saya rasa pernah. Tapi saya juga ga tau."

"Loh kok gitu?"

"Saya ga menerima keadaan saya Qi. Saya bukan orang yang iya-iya aja dan pasrah kalo ada hal yang salah. Saya pengen keluar, saya pengen jatuh cinta dengan normal. Bukan biseksual."

Gue menggigit bibir. Hati gue bergejolak. Pernah ga kalian mikir mereka yang biseksual itu sebenernya juga lelah? Mereka juga ingin dibantu gitu?

"Dalam semua agama, tidak ada kasus biseksual yang dibenarkan. Saya ga pengen terjerumus, dosa." Lanjutnya. Hyunjin menunduk dalam. Gue masih belum bisa memberi komentar.

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang