"Halo Cas, ini Doyeon."
Gue ragu ragu sebelum membalas kalimat perempuan itu. "I iya halo."
"Eh ini bener nomernya Lucas?" Tanya doyeon dari seberang telepon. Nadanya tampak kaget.
"Iya."
Baru gue menjawab sepotong kalimat itu, Lucas tiba tiba merebut ponselnya dari tangan gue."Halo." Ucap Lucas ketus.
Gue mangap aja memantau mereka. Ini kenapa atmosfernya makin abu abu gini dah.
"Ada apa?" Lanjut Lucas.
Jawaban dari Doyeon terdengar. Entah sengaja atau tidak, loudspeaker panggilan itu dinyalakan. "Ketemu yuk Cas."
Nada Doyeon tampak memohon. Suaranya halus ga kayak gue yang hobi teriak sambil mukul.
"Gak, gue sibuk." Lucas hampir mengakhiri panggilan itu, tapi suara Doyeon yang memanggilnya membuat gerakan tangannya terhenti. "Apalagi yeon?"
"Tadi, siapa?"
Lucas melirik gue yang lagi pasang wajah sok goblok pura-pura gatau apa apa.
"Cewek gue." Lucas mengakhiri telepon setelahnya.
Gue langsung berdiri dong. Menantang Lucas dengan dagu terangkat. "Woe woe maksud lo apa tuh?"
Lucas tidak menjawab, hanya mengedikkan bahu setelah mengantongi ponselnya.
"Gue udah punya cowok ya Cas, gausa macem macem."
"Kalo uda punya cowok ngapain main ke kosan cowo lain."
Skakmat.
Lucas mengambil kembali ponselnya yang bergetar dari kantong. Menatap layarnya sebentar lalu menyuruh gue buat turun ngambil pesanan makannya.
Gue segera memakai sendal Lucas karena sepatu gue basah. Sendalnya gede bat dah buset, ukuran 42. Sampai di tangga gue sisipan sama cowo dengan kaos polos dan celana boxer yang sedang naik ke lantai 2.
Kayaknya gue kenal.
Setelah sisipan gue memutuskan untuk memanggilnya, "Mas?"
"Iya?"
"Mas Terong bukan?"
Seseorang dengan kaos putihnya itu membuka lebar mulutnya, seolah menyadari sesuatu. "Sodaranya Lucas?"
"Eh? Iya."
"Sudah ketemu sama Lucasnya kan mbak?"
"Udah kok mas. Ini mau ambil makanan dari grab nya." Mas terong mengangguk. "Oh ya, makasih buat tadi ya mas." Lanjut gue.
"Ah santai aja mbak."
Anjir ganteng ganteng medok.
"Yaudah mas saya turun dulu."
Mas Terong mengangguk. Gue segera menuruni tangga. "Eh mbak?!"
Gue berbalik lagi karena panggilannya. "Kenapa mas?"
"Ga butuh payung?"
Gue menepuk jidat. Lupa kalo mau buka pager harus menembus percikan hujan.
"Ini saya pinjemin aja daripada mbak balik lagi." Mas Terong menyerahkan payung berwarna ungu polosnya. Gue menerimanya setelah berterimakasih.
Bapak grab segera menyerahkan sekotak pizza yang sudah dibungkus plastik. Gue segera berlari kembali ke apartemen Lucas sebelum pizzanya mendingin.
Baru mau masuk gue teringat, ini payung mau dikemanain. Akhirnya gue geletakin bentar di deket pintu.
"Cas, kamar Taeyong nomer berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]
FanfictionGini aja deh. Kalo lo jadi Yuqi, mending milih Hyunjin apa Lucas?