37. 1/2 GiLa (1) .37

125 17 0
                                    

"Parah lo sumpah!" Gue berdiri, memijat jidat yang berdenyut pusing.

"Parah gimana si? Gue bilang gasuka sama lo, lo nya maksa. Sekarang gue bilang suka sama lo, lo marahin gue." Lucas masih duduk, memasang wajah memelas.

"Ya gimana, lo bikin gue kayak orang bego, cas."

"Tapi lucu." Balas Lucas.

Mampus. Rasanya gue pengen menghilang aja dari muka bumi. Perubahan Lucas terlalu drastis, telak membuat gue semakin salah tingkah.

"Tutup mulut lo." Jawab gue dengan poker face. Lucas hanya terkikik melihat ekspresi aneh di hadapannya.

Gue terdiam. Lucas pun begitu. Gue duduk kembali di sebelah Lucas dengan banyak pikiran yang bergelut. Menyambungkan semua kepingan-kepingan memori yang bisa gue ulik tentang Lucas.

"Qi" Lucas memecah keheningan. Gue menoleh kearahnya tanpa bersuara.

"Lo udah tau kalo perasaan lo terbalas kan? Bisa ga mulai sekarang kita gausah ketemu?"

Deg. Seolah setelah diterbangkan begitu tinggi, jantung gue dibanting dengan keras. Apa-apaan ini?

"Maksud lo?"

Lucas menghambuskan napas panjang "Lo dalam bahaya, Qi."

Gue melempar pandangan ke segala arah, menatap tak percaya pada Lucas. "Gue ga peduli."

Tatapan Lucas melunak. "Yuqi, please."

"Gak mau dibilangin!" Suara gue meninggi. Lucas mengusap wajahnya frustasi. Lagi-lagi kami berdebat.

Tiba-tiba Lucas menatap gue tajam, "Oke skip dulu masalah itu. Hyunjin gimana?"

Tubuh gue terperanjat. Anjrit bisa-bisanya gue ga kepikiran Hyunjin sama sekali saat ini.

Gue sempat dilanda kebingungan. Mencari cara bagaimana gue menjelaskan semuanya ke Lucas tanpa membuka aib Hyunjin.

"Gue, gue bisa putus sama Hyunjin."

"Gila lo. Siapa yang ngajarin selingkuh halal?!"

"Ya gimana. Gue sukanya elo."

"Gak ga bisa. Mending sekarang lo pesen grab terus pulang, otak lo sinting sumpah!"

Gue melirik jam dinding diatas TV, jam menunjukkan hampir pukul dua belas malam dan gue diusir. Waw berbudi luhur sekali bapak Lucas.
"Jam segini lo nyuruh gue pulang?! Sendirian?"

"Biasanya juga gimana elah. Ga ada yang mau nyulik lo."

Gue menatap laki-laki itu dengan tajam. Gimana ceritanya gue bisa jatuh cinta sama manusia yang akhlaknya ga dipake kayak gini.

"Gue update tweet kalo gitu huhuhu guis Lucas tega banget nyuruh gue malem malem pulang sendirian. Tolong dong komen di akunnya biar gue dianterin gitu ya? Biar hp lo rame?" Gue mengambil ponsel dari saku, siap melancarkan aksi.

Lucas segera menyahut ponsel itu. Menjauhkannya dari jangkauan gue.

"Tidur sini ajalah. Males gue nganter lo." Ujar Lucas lalu berdiri dan menyerahkan ponselnya ke gue.

Gue mengepalkan tangan di udara, "Yes."

"Seneng banget lo." Cibir Lucas lalu pergi ke kamarnya.

Tak lama ia kembali dengan selimut dan bantal. Lalu melemparkannya ke gue. "Pake itu."

Gue membelalakkan mata tidak percaya. Apa ini maksudnya kok selimut bantalnya dikasih ke gue?
"Lah, bukannya gue tidur di kamar?"

"Enak banget lo. Nggak! Lo tidur disini." Lucas menunjuk kearah sofa yang sedang gue duduki ini.

Hellove - FanFiction [Lucas, Hyunjin, Yuqi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang