9. Good Day and Bad Day

57 10 0
                                    

Author's POV
———————-

Merry Christmas, Seulgi-ssi 11.23

Kang Seulgi tersenyum menatap pesan k-talk yang dibacanya Pagi ini. Hari ini sepertinya akan menjadi hari yang indah. Dia mendapatkan banyak energi hari ini karena Jimin membalas pesannya kemarin malam. Sayangnya dia sudah tertidur.

Seulgi terdiam sebentar memikirkan sesuatu untuk diketiknya lagi, agar dia mempunyai obrolan dengan sunbaenya itu.

06.54 Dimana merayakan Natal?

Seulgi bangun dari tidurnya — menaruh handphonenya kemudian meregangkan otot-ototnya. Senyumnya belum juga hilang sampai dia masuk ke kamar mandi. Menggosok giginya lalu mengumurnya — mencuci wajahnya dengan skin care favoritenya 3CE.

Setelah mandi, Seulgi turun ke bawah dan melihat Ibunya sedang menyiapkan sarapan Pagi. Libur akhir tahunnya dia memutuskan untuk pergi ke kampung halamannya, Ansan, Gyeonggi-do.

"Seulgi-ya, ayo sarapan." Ujar Nyonya kang menyuruh anak

"Ne Eomma."

Seulgi sarapan dengan Ibu, Ayah, dan dua kakak laki-lakinya. Kang Seu Woon (30) dan Kang Seul Woo (26). Mereka adalah dua kakak laki-laki Seulgi.

"Eii aku punya 3 anak dan ketiganya belum memiliki kekasih. Aku seperti gagal melahirkan kalian."

"Aa Eommaa," protes Seulgi yang sedikit tidak suka dengan ucapan Ibunya. "aku masih muda biarkan Oppa dulu." Mendengar itu Seulgi mendapat tatapan tajam dengan dua kakak laki-lakinya.

"Kau juga harus mencari kekasih mulai dari sekarang agar tidak seperti mereka berdua, sampai sekarang belum memikirkan kekasih."

"Eomma jangan memberi kami tekanan. Kami sudah cukup hidup susah dengan memikirkan hidup kami. Tunjangan-tunjangan yang banyak hidup di Korea Selatan, aku belum mampu memenuhinya. Bagaimana aku bisa membahagiakan anak istriku kelak?" jawab kakak tertua.

"Ne, itu benar."  Kang Seul Woo mengiyakan.

"Eii, jangan banyak alasan kalian. Gajimu sudah cukup untuk memenuhi anak-istrimu kelak Kang Seu Woon." Nyonya Kang memincingkan tatapan tajam ke arah anak laki-lakinya.

"Biarkan Seulgi saja dulu, Eomma. Carikan kami ipar yang kaya raya agar hidup kami tidak susah."

"Jadi kau menjual adikmu sendiri?" Bela Nyonya Kang.

"Heii sudah sudah, waktunya sarapan, jangan bicara terus. Jarang-jarang kita bisa berkumpul seperti ini." Tuan Kang yang sedari tadi terdiam akhirnya angkat bicara untuk melerai mereka.

Setelah sarapan Seulgi membantu Nyonya Kang mencuci piring. Dengan slop berwarna merah mudah yang dikenakannya, Seulgi membilas pirong-piring yang sudah diberi sabun itu. Nyonya Kang membawa sebagian gelas-gelas kotor — menaruhnya ke dalam wastafel.

"Seulgi-ya.."

"Ne Eomma?"

"Apa di kantormu tidak bertemu pria untuk dijadikan kekasih?"

Masih tetap topik yang sama. Ditanya seperti itu Seulgi merasa panas. Pipinya bersemu merah.

"Aaa Eomma"

"Waeyo? Pipimu merah." Nyonya Kang menunjuk pipi Seulgi.

"Anio !"

"Pasti ada pria yang kau sembunyikan."

"Tidak ada, Eomma."

Nyonya Kang terus menggoda Seulgi. Feeling seorang ibu mungkin memang begitu kuat. Sepertinya dia tahu Seulgi menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi sayangnya Seulgi belum berani bilang karena pria itu bukan miliknya, melainkan milik orang lain.

🎄🎄🎄

Hanwoo terbangun dari tidur lelapnya masih sambil menguap. Dia melirik ke samping melihat Jimin ikut terbangun karena gerakannya.

"Good Morning" sapa Hanwoo.

Jimin tersenyum mengecup bibir Hanwoo. "Good Morning."

Hanwoo mengelus lengan Jimin lembut. Lirikannya mencoba menggoda Prianya.

"Ouhh kau mulai lagi." Kesalnya. Hanwoo terkikik. Tangannya bergelayut memeluk pinggang Jimin.

"Kau membuatku ingin melakukannya terus-menerus." Bisik Jimin sambil menggigit telinga Hanwoo.

"Nanti kau bosan."

"Tidak mungkin."

"Semua pria seperti itu."

"Anio. Aku tidak seperti pria pada umumnya." Hanwoo terdiam mendengarnya ucapan Jimin. "Benarkan?"

Jimin menyingkap selimutnya — jemarinya mulai menelusuri paha Hanwoo, mengelus-elus lembut paha putih nan mulus itu. Jemari Hanwoo mengelus-elus lengan Jimin.

Jimin mulai terangsang. Kakinya bergerak menggesek pelan kaki Hanwoo. Hanwoo membalas gesekannya. Tangan Jimin menyentuh pipi Hanwoo. Dia menatap wanitanya.

"Katakan padaku bahwa itu benar."

"Apa?"

"Aku berbeda dengan pria pada umumnya, benarkan?" Dia tetap penasaran dan ingin tahu seperti apa jawaban kekasihnya. Hanwoo mengangguk mengiyakan.

"Untuk saat ini kau memang berbeda dari pria pada umumnya. Kau sangat lembut dan perhatian pad.."

"Untuk saat ini?" Jimin mengernyitkan keningnya tidak mengerti dengan ucapan Hanwoo. Sepertinya dia kecewa dengan jawabannya.

"Ne. Tidak tahu nanti, bisa saja kau meninggalkanku."

"Mwo (Apa) ? C'mon. Jadi kau tidak percaya padaku selama ini?"

"Aku percaya."

"Anio."

Jimin bangkit dari tidurnya meninggalkan Hanwoo ke kamar mandi. Wajahnya menunjukkan kesedihan sehabis tahu pernyataan dari Hanwoo yang belum mempercayainya. Hanwoo bangkit dari bangunnya melihat Jimin yang merengut seperti itu.

"Jimin .."

Jimin tidak menggubris panggilan Hanwoo. Dia berlalu begitu saja keluar mengambil coatnya — tanpa mengganti piyamanya terlebih dahulu.

Just Let Me Love You 2 [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang