10. Secret Place

61 9 0
                                    

Hanwoo's POV
————————
Aku tidak mengerti dengan Jimin. Dia marah padaku hanya karena ucapanku tadi pagi, dia masih marah sampai malam ini.

Hingga makan malam tiba, aku merasa tidak enak dengan Orang Tua Jimin yang melirik kami dengan tatapan penasaran.

Jimin tidak berbicara sedikitpun padaku saat makan malam. Mungkin mereka merasa kami aneh hari ini. Begitu juga setelah makan malam, Jimin memilih keluar sendirian tanpa berbicara denganku.

"Eommeonim, aku keluar sebentar." Pamitku pada Jimin Eomma.

"Hanwoo-ssi, apa kau dan Jimin baik-baik saja?"

"Kurasa Jimin sedang tidak mood sedari tadi Pagi. Sekarang aku akan mencarinya."

"Udara sangat dingin di luar, lebih baik tunggu saja dia pulang."

Jimin Eomma melarangku untuk pergi karena udara di luar memang benar-benar dingin. Tapi perasaanku ingin mencari Jimin.

Aku memilih untuk mengikuti saran calon mertuaku untuk tidak pergi ke luar dan menunggu Jimin di dalam kamar.

Author's POV
———————-
Hampir jam dua belas malam, Jimin kembali memasuki kamar — membuka coat yang dikenakannya — mengibas rambutnya. Dia melangkah menuju ranjangnya, berbaring disebelah kekasihnya.

Jimin memunggungi Hanwoo. Dia mencoba memejamkan matanya. Sementara Hanwoo membuka matanya perlahan ketika mengetahui Jimin sudah berbaring disebelahnya.

"Kau pulang?" Tanya Hanwoo lembut. Jimin tidak menjawab. Hanwoo tahu kekasihnya belum tidur pulas, Jimin pasti dapat mendengar suaranya. "Jimin.." Jimin tidak menjawab.

Hanwoo menatap punggung Jimin. Pria ini sedang marah kepadanya. Tangannya bergerak memeluk punggung Jimin — merapatkan tubuhnya di punggung Jimin.

"Aku benar-benar serius denganmu, Park Jimin." bisik Hanwoo. "Miane jika aku membuatmu tidak senang atas perkataanku tadi Pagi. Aku hanya butuh kamu lebih meyakinkanku lagi karena takut gagal untuk yang kedua kalinya."

Jimin tetap tidak menjawab. Entah sampai kapan dia mendiamkan Hanwoo seperti ini.

Sampai hari terakhirnya di Busan tiba, Jimin masih belum bicara padanya. Mereka satu kamar bersama, hidup bersama, makan bersama, bedanya hanya tidak ada interaksi diantara keduanya.

Hanwoo memilih menghabiskan hari terakhirnya di Busan seorang diri. Dia memilih untuk keluar menghirup udara segar. Kakinya melangkah menelusuri jalanan kecil hingga menemukan jalan besar.

Dia melangkah di pinggir pertokoan tapi enggan untuk masuk ke dalam toko. Dia merasa perasaannya tidak enak. Hanwoo melihat ada bangku kosong di bawah pohon yang rindang.

Hanwoo duduk di bangku kayu sambil menatap langit biru di Busan. Dia Berulang kali menghembuskan napasnya karena merasa gundah belakangan ini.

"Noona !"

Hanwoo menoleh ketika seseorang memanggilnya. Dia melihat Jihyun sudah berdiri dihadapannya. Pria itu tersenyum ke arah Hanwoo membuat matanya yang sipit semakin sipit.

Jihyun duduk di sebelah Hanwoo. Dia melihat ada yang aneh dengan calon kakak iparnya yang hanya seorang diri tanpa ditemani Jimin.

"Tidak bersama Jimin?" Tanya Jihyun. Hanwoo menggelengkan kepalanya.

"Dimana orang itu?"

"Mollayo. Dia sedang marah padaku."

"Mwo ( Apa) ? Kalian sedang bertengkar?"

"Aku sendiri juga tidak tahu dia kenapa."

"Hyung memang agak aneh. Tidak usah membahasnya. Besok kalian sudah kembali ke Seoul."

"Ne. Padahal aku suka Busan. Kau habis darimana, Jihyun-ssi?"

"Ah aku juga habis dari jalan-jalan."

Hanwoo mengernyitkan keningnya. "Ternyata Kau suka jalan-jalan sendirian?"

Mendengar itu Jihyun tertawa. "Hahaha, kadang-kadang jika aku merasa bosan."

"Kau tidak melihat hyungmu ?" Jihyun menggeleng. Hanwoo terlihat frustasi mendengarnya walau dia mencoba menutupinya dengan senyuman.

"Tapi aku bisa mengantarmu ke tempat persembunyiannya.." ucapan Jihyun membuat Hanwoo penasaran. Apakah Jimin selama ini mempunyai tempat persembunyian, seperti yang dilakukannya sewaktu mereka bertengkar di Seoul tempo lalu? Dia bersembunyi di rumah Jungkook karena pertengkarannya dengan Hanwoo.

Just Let Me Love You 2 [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang