18. My First Crush and My Guardian Angel

43 9 0
                                    

Jimin's POV
——————-
5 panggilan tidak terjawab

Siapa ini?

Kulihat lima nomor yang tidak kukenal meneleponku lima kali saat aku pergi meeting bersama tim marketing.

Aku melanjutkan kerjaanku yang belum kuselesaikan karena terlalu sibuk mengerjakan pekerjaan taehyung sebelum istirahat.

"Di luar badai salju, wwooaa wooa ini beritanya, bahkan di salah satu hotel di Sokcho  dibuat berantakan .." ujar salah satu rekan kerjaku. Aku langsung berdiri melihat handphonenya. Benar saja kulihat foto kaca hotel yang pecah akibat badai salju.

"Hyung, apa ini di Sokcho?"

"Ne. Sokcho sangat parah."

Tiba-tiba handphoneku berdering. Satu panggilan dari nomor yang tidak kukenal. Cepat-cepat aku mengangkatnya dan pergi keluar untuk privasi.

"Jimin"

"Baby, apa ini kau?"

"Aaah aku menelponmu sedari tadi."

"Miane, tadi aku sedang meeting. Gwenchana? Ada apa dengan handphonemu? Aku mendengar badai di Sokcho terlalu keras."

"Ne, sepertinya aku belum bisa pulang. Sepertinya karena badai semua sim card disini mengalami gangguan."

"Jinja? Aku akan menjemputmu. Tunggulah disana."

"Anio, Jimin. Disini sangat berbahaya. Aku akan pulang bersama team setelah badai berhenti."

"Aku khawatir.."

"Gwenchana, Jimin. I Love You."

"I love You too. Apa kau sudah makan?"

"Ne. Kau bagaimana ?"

"Mmm.. Sudah. Taehyung dan Jiran hari ini mengambil cuti. Jadi aku sangat sibuk sedari tadi."

"Ah begitu. Baiklah kau bisa kembali bekerja."

"Mm.. Kutunggu kabarmu."

"Ne. Bye."

"Bye."

Kumatikan handphoneku — ketika membalikkan badan kulihat Seulgi menjatuhkan berkas-berkasnya ke lantai karena terlalu berat. Kudekati Seulgi — berjongkok ikut membantunya memunguti berkas-berkas itu.

"Gwenchana?"

"Sunbae, kau selalu membantuku disaat susah."

"Anio, ini hanya kebetulan.." ujarku. "Ja, aku akan membantumu membawa ini semua ke ruanganmu."

"Kamsahamnida, Sunbae."

Kami jalan bersamaan sambil tergopoh-gopoh membawa berkas-berkas ini memasuki ruangan Accounting. Kutaruh berkas-berkas itu di atas meja, begitu juga Seulgi.

"Sunbae, kamsahamnida. Bolehkah aku mentraktirmu makan hari ini?"

Seulgi mengajakku makan. Aku terdiam. Rasanya sedikit aneh karena bukan Hanwoo atau Jiran, tapi Seulgi, hoobaeku.

"Kau juga boleh mengajak Hanwoo Onnie.." ujarnya yang sepertinya tahu bahwa  aku sedikit keberatan jika pergi bersama. "Ini sebagai ucapan terima kasihku, karena kau selalu menjadi pelindungku."

"Hahaha.. Kau bicara apa, Seulgi-ssi."

Kudengar dia juga tertawa. "Aku akan malu dan kesal jika kau menolakku." Ujarnya.

Just Let Me Love You 2 [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang