sembilan

27.6K 973 11
                                    

Kesya pov

Aku tersenyum, menata diriku kembali di depan cermin memastikan bahwa aku sudah siap untuk berkerja di sebuah restoran milik Alfaro.

"Berangkat!" Ujarku menyemangati diriku sendiri, dengan senyuman yang tercipta aku keluar dari rumah

Mengunci pintu dan menaruh kunci di dalam tas gendong kecil yang ku bawa lalu berjalan ke luar pagar menuju halte untuk naik kendaraan umum.

Berkali-kali aku mengecek ponselku yang tidak ada kabar sama sekali dari Alfaro sejak pagi aku bangun tidur, menghela nafas dengan berat aku menaruh kembali ponselku tepat ketika angkutan umum tiba di depanku.

Sampai di depan restoran super mewah milik kekasih tampan ku, aku masuk dan langsung mendapat sapaan hangat dari teman-temanku.

"Apa kabar Kes?" Sapa hangat salah satu temanku yang bernama Nabila.

Aku tersenyum dan menaruh tasku pada loker pegawai "Baik ko gue, lo gimana?" tanya ku balik seraya memakai seragam.

"Baik banget dong" Katanya dengan bangga.

Aku terkekeh saja menanggapi tingkah anehnya, maklum dia tuh baru di ajak balikan sama mantan tersayang.

"Yang baru balikan mah beda ya" Ejekku dengan senyuman miringku.

Ia memeletkan lidah nya padaku dengan mata julingnya, dengan gemas ku dorong wajahnya kebelakang lalu tertawa lepas melihat wajah kesalnya.

"Make up gue luntur dong Kes~" Rengeknya yang ku jawab dengan gidikan bahu acuh, lalu mulai sibuk dengan pekerjaan ku meninggalkan Nabila yang misuh-misuh.

Setengah hari sudah ku lalui di dalam restoran milik Alfaro sibuk dengan pekerjaan ku, sekarang aku sedang makan siang bersama semua teman-temanku di ruangan khusus karyawan.

Canda tawa kami lalui sambil mengobrol, aku sesekali tertawa dengan keras dengan tingkah konyol mereka yang unik-unik.

Tak lama bunyi lonceng mengalihkan pandanganku pada pintu di depan, aku tersenyum lebar "Pak bos tampan tuh dateng" Ledek Jennie salah satu temanku juga.

Aku tersenyum ke arahnya, lalu bangkit dan sedikit merapihkan tampilanku. Dengan senyuman manis, diriku pamit pada mereka semua yang mendapat balasan cibiran konyol dan senyum menggoda mereka.

"Hai" Sapaku dengan mengelus pipi mulusnya dengan sayang, ia hanya mengangguk dan mengusap tanganku yang berada di pipinya.

"Kopi, keruangan gue" katanya datar dan berlalu dari hadapanku.

Aku tersenyum dan berjalan menuju dapur membuatkan kopi yang biasa Alfaro minum, kelar dengan kopi aku segera menuju ruangan Alfaro yang berada di lantai tiga dimana hanya terdapat ruangan rapat juga ruangan luas milik Alfaro.

Tanpa mengetuk pintu aku masuk kedalam ruangan Alfaro, melihat Alfaro yang sedang sibuk dengan laptop di meja kerjanya.

"Silahkan, tuan" Kataku, ia hanya mengangguk dan kembali fokus pada laptopnya.

Aku tersenyum maklum dan berjalan ke belakang tubuhnya memijit pundaknya dengan lembut.

Alfaro diam menikmati pijitanku, sesakali ia menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri.

"Sini" Suruh nya menepuk pahanya setelah ia menutup laptop nya, aku mengangguk dan berjalan duduk di pangkuannya.

"Kamu di kantor emang ga sibuk Al? Sampe sempetin dateng kesini" Kataku mengelus rambutnya yang bersembunyi di leherku.

"Kangen" Jawabnya teredam.

Aku terkekeh kecil, kangen? Padahal semalam ia dan aku baru saja jalan dan bertemu hingga tengah malam.

Alfaro ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang