Happy reading!
Kesya pov
Malam ini, malam minggu. Dan sesuai kesepakatan siang tadi sama Elang, sekarang aku sama Alfaro sudah dijalan menuju gor yang dimaksud sama Elang.
Selama persiapan untuk on the way menuju gor, aku sama sekali tidak bisa berfikir baik tentang apa yang terjadi nanti sehingga aku sama sekali ga bicara banyak dari siang sampai sekarang di perjalanan.
Berbalik dengan Alfaro yang bersikap biasa saja, tidak ada ekspresi apapun yang dia tunjukkin, kaya marah dan nahan emosi misalnya.
Itu sama sekali ga ada dalam ekspresi Alfaro, masih sama kaya sebelumnya, datar.
Aku memandang bangunan-bangunan kantor yang menjulang tinggi selama perjalanan, dari balik jendela kaca mobil.
Alfaro sendiri sibuk menyetir sambil menggoyangkan badannya sesekali mengikuti lantunan musik pop yang ia dengar via radio mobil.
Alfaro juga belum sempet pulang, dia bilang pulangnya nanti aja, setelah pulang dari nonton turnamen malam ini.
Tiga puluh menit kemudian, kami udah sampe di depan gor besar di Jakarta selatan.
Aku memandang jemariku tanpa ada niatan keluar dari mobil, dan Alfaro sendiri sudah membuka sabuk pengamannya.
"Ayo" Ajaknya, lalu turun dari mobil.
Aku menatap ia yang berjalan memutari mobil, lalu menungguku di samping pintu mobil. Aku memejamkan mataku, lalu menghela nafasku berat.
Tuk! Tuk!
Aku menoleh, Alfaro mengetuk kaca mobil "Buruan" Katanya.
"Iya iya" Kataku menyerah, dan membuka sabuk pengaman lalu menyampirkan tasku dibahu kiri dan akhirnya membuka pintu mobil.
Ketika aku sudah berdiri di samping Alfaro, Alfaro mengusap rambutku dan mengkunci mobilnya dengan remot yang ia pegang.
"Yuk" Katanya, menggandeng tanganku.
Aku menatap gandengan tanganku bersama Alfaro, ya ampun aku bener-bener takut sesuatu akan terjadi malam ini.
Alfaro terlihat antusias sekali.
Saat sudah sampai dalam gor, suara riuh penonton di atas tribun membuatku mendongak memandang.
Rame banget - Pikirku
Tertera nama dua club yang akan bertanding malam ini di kedua sisi tribun, suara mereka tak henti untuk menyemangati team idola mereka.
Udah lama banget semenjak lulus sekolah ga liat pertandingan olahraga kaya gini .
Alfaro menarik diriku lagi untuk masuk lebih dalam, dan naik ke atas tribun lalu duduk di antara anak-anak yang menyemangati team Elang.
"Dari mana kamu tau kalo mereka team elang?" Tanyaku, menatapnya.
Alfaro nenoleh menatapku "Lo liat aja apa yang mereka pegang" Jawabnya, lalu membuang pandangannya lagi ke depan.
Aku memperhatikan apa yang orang-orang pegang, dan memang banyak sekali wanita yang memegang kertas karton warna-warni bertuliskan 'Elang wijaya' .
'Ternyata banyak banget ya fans kamu lang' Bantinku berucap, tanpa sadar tersenyum.
Suara mc yang memandu acara turnamen malam ini, mulai terdengar. Suara riuh semakin menjadi, tidak sabar melihat team kesayangan mereka tampil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfaro ✔️
Fiksi RemajaTentang Alfaro dan semestanya • Tamat, 8 April 2023 ✔️ Revisi ✔️ (Mohon maaf bila masih ada kosa kata yang kurang nyaman dibaca karena memang kosa kata yang dipakai sedikit baku)
