tujuh belass

20.4K 811 20
                                    

Author pov

Selama perjalanan pulang, tidak ada yang bicara sama sekali. Kesya tau Alfaro kesel sama dia, makanya Kesya diem dulu sampe Alfaro tenang.

Alfaro sendiri sibuk sama pemikirannya, seraya nahan emosi selama perjalanan. Untungnya dia masih bisa nahan emosi dia, jadi naik mobilnya masih standar ga ngebut.

Kesya membuang nafasnya entah untuk keberapa kalinya hari ini, sebentar lagi dia sampe dirumah dia dan sampe sekarang ga ada kata yang berani keluar dari mulut dia.

Lima belas menit kemudian, akhirnya mobil Alfaro berenti di perkarangan rumah Kesya.

"Em, makasi yaa"

Cuma kata itu yang keluar dari mulut Kesya, terus Kesya buka sabuk pengaman dan siap membuka pintu tapi Kesya memejamkan matanya lalu memutar balik badannya lagi menghadap Alfaro.

"Kamu masih marah sama aku, Al?"

Alfaro diem aja, pandangan matanya lurus menghadap kedepan.

"Al.."

Kesya coba raih lengan Alfaro tapi Alfaro langsung noleh dan jauhin tangan dia "Turun!" Suruh Alfaro, tajam.

Kesya menundukkan kepalanya "Jangan marah tapi" katanya sambil memainkan jarinya di pangkuan.

"Turun!"

Kesya menggigit bibirnya, mau nangis sebenernya cuma Alfaro ga suka cewe cengeng, makanya Kesya tahan.

"Lo budeg?"

Kesya mengangkat kepalanya, terus gelengin kepalanya. Kesya senyum, terus muter badannya lagi dan buka pintu mobil.

"Kamu hati-hati yaa, langsung istirahat jangan lupa kasih kabar kalo udah sampe" Pesan kesya, pas sudah turun dari mobil.

Alfaro langsung nutup kaca mobil, ga ada niatan jawab dan ga lama mobilnya menjauh dari perkarangan rumah Kesya.

Kesya menundukkan lagi kepalanya, menatap tanah yang ia pijak "Ga boleh nangis" Katanya, sendirian "Jangan nangis, ugh!" Lirihnya.

Air matanya perlahan jatuh dan bahu kesya bergetar, dia akhirnya menangis.

Sementara di perjalanan, Alfaro mencengkram stir mobilnya erat "Arghh!" Teriaknya, memukul stir mobil kencang.

Kecepatan mobilnya pun di atas rata-rata, pas sama Kesya dia emang ga ngebut karena dia tau Kesya takut sama kecepatan tinggi.

"Dia pasti nangis" Gumam Alfaro.

"Goblok! Lo cengeng sial!"

Lalu mobil BMW itu berjalan semakin cepat di Jalan Raya Ibu Kota yang sepi karena sekarang sudah larut malam.

Alfaro menyetir dengan pikiran kalutnya

Alfaro ingin sekali muter balik arah, untuk memeluk gadisnya dan mengatakan bahwa semua baik-baik aja.

Namun, rasa emosi lebih mendominan dirinya sekarang. Jadi, menenangkan dirinya terlebih dahulu adalah hal yang tepat untuk malam ini.

---

Pagi hari, di depan gerbang tinggi Mansion keluarga Alfaro Kesya berdiri.

Kesya tersenyum "Semangat!" Katanya.

Lalu Kesya melangkah mendekati gerbang tinggi itu, lalu memencet tombol bel yang terdapat di pojok tiang.

Ga lama, sang satpam melongok dari lubang kecil pagar. Satpam tersenyum dan terburu membuka pintu gerbang untuk Kesya

Alfaro ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang