Daniel Sabrana Nasution

1K 57 0
                                    

Happy reading😘

Satu minggu bimbingan akhirnya Ananta, Amel dan Anggun beserta yang lainnya berangkat ke Sma 1 Nusa, jaraknya kira-kira sekitar 3 jam karna berpusat di kota. Sesampainya di gerbang sekolah Ananta dan yang lainnya disambut dengan beberapa  hiburan dari siswa-siswanya,kemudian berangkat kelokasi pendaftaran. Ujian dimulai jam 11.00.

'' 2 jam lagi, gimana kalau kita jalan-jalan?'' ajak Amel.

'' Ayok.'' Ananta dan Anggun hampir serentak mengatakannya.

Mereka menyusuri koridor sekolah,taman, laboratorium.

'' Fasilitasnya lengkap ya.''

'' Iyalah, namanya aja kota.'' jawab Amel sambil melirik kearah Ananta.

'' Nta, bukannya Daniel sekolah disini ya?'' percakapan Anggun membuat sunyi hati Ananta, Daniel adalah pacar sekaligus mantan pertama Ananta. Awalnya Ananta dan Daniel bersahabat sampai suatu ketika Daniel meminta mereka berpacaran, awalnya Ananta menolak tapi Daniel mengancam akan mengatakannya kepada Papanya dan menyuruh Papanya agar memberhentikan Papa Ananta dari pekerjaannya. Papa Daniel adalah pimpinan dari Papa Ananta, mereka bersahabat keluarga mereka juga hangat. Namun sekitar satu tahun yang lalu Daniel dan keluarganya pindah karena Eyang Daniel meninggal, sebelum pindah Daniel pergi tanpa memutuskan Ananta, kontak Daniel pun hilang begitu saja. Ananta tidak terlalu memusingkannya karna Ananta juga tersiksa dengan hubungan mereka.

'' Woy,jangan ngelamun dong.'' Amel berusaha menghibur Ananta.

'' Yuk ah, ntar telat.'' lanjut Ananta sambil meninggalkan Anggun dan Amel.

'' Lo sih asal ngomong, ntar gue jait tu mulut.''

'' Iya, maaf gue lupa.'' sambil menundukan kepalanya, keduanya mengikuti langkah Ananta dari belakang mereka masih merasa bersalah atas kejadian tadi. Ujian hampir dimulai semua peserta memasuki ruangan, Ujian berlangsung selama 2 jam sangat menguras tenaga terutama perut.

'' Sebelum pulang kekantin yuk!'' ajak Anggun.

'' Iya laper.'' sambil memegang perutnya yang sejak tadi berdemo untuk diisi.

'' Iya yuk.'' Ananta juga mengiyakan, kemudian ketiganya berjalan menuju kekantin.

'' Pesanin sana Mel!'' Perintah Anggun, Amel pergi ketempat menu tidak perlu ditanya Amel sudah hafal semua pesanan Ananta dan Anggun.

'' Woy..Kutu buku orange jus gak ada!!!'' teriak Amel dari kejauhan.Semua siswa yang dikantin tercengang melihat tingkah Amel, siswa yang berbeda seragam bisa-bisanya berteriak sesuka hatinya disekolah lain. Anggun menampar dahinya dengan tangan kiri dan pergi menghampiri Amel. Ananta hanya senyum dengan wajah dikondisikan seperti ingin meminta maaf atas perbuatan sahabatnya.

'' Lo gila ya!'' Anggun menyubit lengan Amel.

'' Duh..sakit bloon!!!'' teriak Amel.

'' Duduk sana.'' perintah Anggun.

Ananta sudah geram melihat tingkah Amel, tapi dia tidak bisa marah dengan kondisi seperti ini, Ananta menarik lengan Amel agar bisa duduk.

'' Kamu kenapa sih Mel?'' tanya Ananta dengan nada kesal.

'' Nanyain menu kamu.'' jawab Amel santai. Ananta menghembuskan nafasnya kasar.

'' Ni orange jus kesukaan lo, tadi gue mesan terakhir belum gue sentuh.'' perkataan tersebut refleks membuat Ananta menoleh kearah pria tersebut.Itu adalah Daniel muka Amel terlihat memanas dia gak suka Daniel karna kelakuannya pada Ananta sahabatnya. Hati Ananta kembali teriris melihat Daniel yang tiba-tiba datang menghampirinya.

'' Gue boleh duduk?'' tanya Daniel

'' Kursi kosong banyak.'' sahut Anggun dari belakang.

'' Undangan buat lo duduk disini gak ada, pergi aja sana jangan jadi jelangkung.'' lanjut Amel dengan nada kesal.

'' Habisin orange jusnya, dari dulu kamu gak pernah berubah.''

Deg...Jantung Ananta berdebar, Daniel pergi meninggalkan ketiganya karena dia tidak ingin ada kekacauan dihari pertamanya bertemu dengan Ananta.Pesanan Ananta, Amel dan Anggun datang,mereka melahap makanan masing-masing dengan kedaan yang masih hening. Ananta masih merasakan sakit karna pelakuan Daniel tadi. Salah satu teman mereka memanggil ketiganya untuk berangkat pulang, meraka pun berjalan menuju parkiran tapi Ananta merasa ada yang tinggal, Ananta mencoba mengingatnya.

'' Eh jaketku...'' sambil mencari-cari didalam tasnya kemudian berlari kearah kantin.

''Ananta...'' teriak Amel dan Anggun,tapi Ananta tidak menghiraukannya dia berlari menyusuri lobi sesekali orang sekitarnya memperhatikan langkahnya. Ananta pergi ketempat duduknya tadi untuk memeriksa jaketnya namun nihil. Seseorang datang dan memberikan jaketnya ke Ananta.

'' Hei, apa kabar Ananta?'' sambil menyelipkan beberapa lembar rambut Ananta ke telinganya.

'' Eh.'' Ananta kembali mengingatnya.

'' Reo.'' sambil mengedipkan sebelah matanya. Ananta tersipu malu dan memberikan senyumannya.

'' Tadi gue cari lo, tapi gak ada, gue liat nama lo di papan mading, kenapa lo gak bales chat gue?'' mengikuti langkah Ananta.

'' Handphone aku ilang.'' jawab Ananta singkat.

'' Alasan klasik.'' sambil menyengir.

'' Makasih jaketnya, maaf aku buru-buru.'' sambil berlari menuju parkiran.

'' Sampai jumpa lagi Ananta.'' melambaikan tangannya.'' ''Pertemuan selanjutnya kau akan kubuat jatuh cinta.'' gumamnya dalam hati.

'' Siapa cowok yang ngikutin lo?'' selidik Amel.

'' Gak kenal.'' singkat Ananta.

'' Kok keliatan akrab?'' tanya Amel.

'' Sok akrab, yuk ah masuk.'' sambil membuka pintu Bus.

Di dalam Bus Ananta hanya memikirkan Daniel, semua yang terasa sakit dahulu kembali dia rasakan. Apa untungnya Daniel kembali lagi? Hanya akan menambah luka, pergilah aku sudah cukup bahagia dengan diriku yang sekarang.

Sorry for typo guys😊
Follow ig aku mulyarahma11😉

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang