Berangkat

831 52 3
                                    

Happy reading
Sorry for typo

Amel dan Anggun pulang diantarkan Bang Dana dengan mobilnya. Besok keluarga Ananta akan berangkat kekota Ananta masih sibuk mengemasi barang-barang yang akan dibawanya, novel, baju,boneka dan barang-barang lain yang dianggap penting, deru mobil terdengar mendekat kepagar rumah Ananta,Ananta mencoba mengintipnya nomor plat mobil yang tidak asing itu adalah Daniel dan keluarganya tapi mau apa mereka? Ananta semakin pusing suasana hati Ananta tiba-tiba kacau Ananta mencoba mengatur nafasnya agar tetap stabil dan menganggap semua hal tidak terjadi,Ananta mendengar derap langkah seseorang menuju kamarnya.

'' Hai Ananta, lagi ngapain?'' sapa Daniel tanpa mengetuk pintu.

'' Gak sopan, masuk kamar cewek harus permisi.'' sindir Ananta.

'' Biasanya juga gak pernah permisi.'' sambil duduk dikasur Ananta.

Degg..jantung Ananta berdetak kencang mendengar perkataan Daniel, Ananta mencoba agar terlihat tidak apa-apa.

'' Itu dulu.'' singkat Ananta.

'' Beda dulu sama sekarang apa?'' sambil menatap lekat-lekat bola mata Ananta.

Ananta melotot menandakan perlawanan.''Kita udah usai,sebaiknya kamu keluar.'' jawab Ananta dengan nada suara lumayan kasar.

'' Lo gak jauh beda sama yang dulu,tetap cerewet.'' sambil melempar coklat kearah Ananta.

'' Gak butuh.'' Ananta membuang coklat itu kehadapan Daniel, Daniel tertawa sinis dan mendekat kearah Ananta kini mata mereka hampir bersentuhan, Daniel geram dengan tingkah Ananta yang tidak menghargainya. Daniel mulai bersikap kasar, Daniel menarik rambut Ananta.

'' Lo jangan main-main ya.'' melepas genggamannya, Ananta meringis kesakitan matanya mulai berkaca-kaca setaunya Daniel tidak seperti itu,Daniel memang keras tapi untuk menyakiti Ananta Daniel tidak pernah Daniel memang sudah berubah,sekarang yang dulu menjaga dan menghargai berubah menjadi seorang yang terus menyakiti dan melukai.Daniel keluar tanpa rasa bersalah,Ananta hanya menangis kesakitan Ananta benar-benar tidak percaya.Ananta tidak bisa menahan kekecewaan ini, dia mengambil tas kecil dan handphonenya,memperbaiki tatanan rambutnya kemudian keluar dari kamar, Ananta tidak menghiraukan panggilan Mamanya bahkan tidak menghiraukan kehadiran keluarga Daniel. Ananta pergi tanpa menoleh meski Mamanya memanggilnya,Ananta menaiki angkot menuju rumah Amel sebenarnya dia tadi berniat kerumah Anggun namun Anggun tidak mengangkat telfonnya.

Tokk..tok..tok...
Amel keluar dari kamar menuju pintu rumah. Amel membukakan pintunya dan mendapati Ananta dengan air mata yang tersisa.

'' Lo kenapa?'' merangkul Ananta.''Ayok masuk.'' ajaknya dan duduk diruang tamu.

'' Daniel ngasarin aku.'' Ananta menceritakan semua yang terjadi,tangis Ananta semakin menjadi-jadi,Amel yang mendengarnya merasa geram.

'' Kurang ajar tu anak.'' sambil mengepalkan kedua tangannya.

'' Lo sini dulu, gue ambil minum bentar.'' berjalan menuju dapur. Amel menelfon Anggun untuk memberitahu apa yang sedang terjadi.

'' Halo.'' sapa Anggun.

'' Lo dimana? Sini Ananta nangis-nangis tuh.'' jelas Amel sambil menuangkan minuman kegelas.

'' Kok bisa?'' dengan nada suara cemas.

'' Lo kesini aja ntar gue ceritain.'' lanjut Amel.

'' Oke..gue kesana.''

Setelah menutup telfon, Amel menghubungi Angga untuk menceritakan apa yang dialami Ananta.

'' Halo Beb.''

'' Angga lo dimana?''

'' Di basecamp.''

'' Reo ada?''

'' Ada tuh ngemil kuaci.''

'' Kasih telfon ke dia.''

'' Kenapa?''

'' Kasih aja.''

'' Gue louspecker ya.''

'' Cemburu?''

'' Ngomong aja, ini udah ada Reo.''

'' Reo?''

'' Ya ada apa Mel?''

'' Ananta nangis-nangis kerumah gue.''

'' Hah? Kok bisa?''

'' Daniel masuk kekamarnya, trus ngasarin Ananta.''

'' Bangsat. Yaudah ntar gue telfon dia.''

'' Iya, makasih ya.''

'' Sama-sama.''

Semenjak Amel dan Angga berpacaran Reo mendapatkan banyak informasi tentang Ananta, terutama tentang Daniel masa lalu Ananta Daniel tidak kalah populer dari Reo hanya saja Daniel lebih suka mempermainkan wanita sedangkan Reo tidak, Ananta pulang kerumah dengan perasaan yang lumayan terobati oleh dua sahabatnya,sepertinya keluarga Daniel sudah pulang itu lebih baik dari pada harus membebani Ananta. Ananta hendak beranjak tidur, namun niat itu tehenti saat Ananta melihat ada telfon masuk di layar handphonenya dan itu adalah Reo.

'' Selamat malam Ananta.'' Sapa Reo manis.

'' Iya, malam.'' Ananta membalas cuek.

'' Lo tau gak?''

'' Gak mau tau.''

'' Meskipun lo gak mau tau, gue tetap ngasih tau.''

'' Hmm.''

'' Hari pertama sekolah lo di tempat gue, lo harus bareng sama gue.''

'' Aku naik angkot.''

'' Sama gue dan itu wajib.''

'' Kok maksa?''

'' Gak maksa, itu udah takdir nikmati aja.''

'' Terserah.''

'' Good night.''

Ananta menutup sambungan telfonnya, meski jijik tapi setiap Reo menelfon Ananta merasa tenang dan nyaman. Reo slalu tau bagaimana cara membius Ananta, Ananta menutup matanya untuk berbaur dengan alam mimpi Ananta tidak ingin mengingat apa yang dilakukan Daniel kepadanya, itu hanya akan menambah bebannya.

********
Sore ini Ananta dan keluarganya akan berangkat dan pindah kerumah baru mereka, Amel Anggun dan keluarga Ananta lainnya mengucapkan perpisahan tidak terkecuali dengan Yugo, ketua kelas Ananta sepupu Amel dia datang dengan kemeja coklat bersama sebungkus kado kotak berwarna pink, itu sangat manis tapi mereka hanya sebatas teman. Anggun dan Amel memeluk Ananta tanda perpisahan keduanya menangis Ananta juga, Anggun dan Amel memberikan sebuah foto kenangan ketiganya. Ananta tidak bisa menahan tangisannya setelah pamit kepada semuanya keluarga Ananta berangkat.

Ananta membuka kaca mobil untuk melihat setiap detik terakhirnya, kini mobil berjalan bersama dengan kenangan yang ada. Perjalanan berlangsung sekitar 3 jam dan sampai di depan rumah Ananta. Rumah yang cukup luas dengan beberapa pohon di depan rumahnya, dan salah satunya pohon mangga yang buahnya begitu lebat. Ananta turun dari mobil sambil membawa barang-barangnya sedikit berat namun harus bagaimana lagi Ananta harus kuat menjalaninya, Ananta masuk kerumah baru mereka dan menuju kekamarnya kamar Ananta berada di lantai dua Ananta memang menyukai lantai dua karna pemandangan kota lebih indah terlihat dari atas.

'' Eh, kok kamar lo diatas nta?'' tanya Bang Dana.

'' Kesepakatan yang di rumah lama berlaku disini.'' sambil nyengir dan berlalu.

Ananta mencoba beradaptasi dengan rumah barunya. Apalagi sebentar lagi dia akan sekolah di Sma 1 Nusa yang sangat baru baginya, hanya sekali dia kesekolah itu waktu utusan Olimpiade, ada rasa cemas saat akan memasuki sekolah baru begitu juga dengan Ananta tapi mau tidak mau dia harus menghadapinya.

Laffyou readersku💞
Maapin jika ceritanya gaje😂
Maklum baru belajar.

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang