Happy reading guys, tau gak?aku berharap banget salah satu cerita aku dipublishin kayak Cerita-cerita senior lainnya. Bantuin aku ngewujutinnya dengan cara ngevote ngoment Cerita aku.
Setelah beberapa hari belakangan Reo di rawat di rumah sakit hari ini Reo diberikan izin untuk pulang, karena kata dokter dia sudah sembuh. Kepala Reo tidak diperban lagi, dia sudah mendingan. Ananta tidak ada hari ini untuk melihat kedatangan Reo karena dia harus kekantor polisi untuk melihat hukuman yang diberikan kepada Gani. Katanya sih Gani bakal mendapatkan hukuman setelah UAS, kemarin Gani dan keluarganya datang kerumah sakit untuk menjenguk Reo Gani tampak menyesal, tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya hanya menunduk malu, begitu juga dengan Bokapnya Gani jika biasanya disekolah dia bisa membatalkan hukuman Gani tapi tidak untuk sekarang, Bokap Gani tidak bisa berkutik karena ini berurusan dengan polisi.
Dering handphone Ananta berbunyi, sekarang dia masih berada di kantor polisi untuk mengisi data. Tidak ada yang menemaninya karena Beni sedang menemani Neneknya untuk terapi dan Daniel ya kali udah bangun pagi-pagi gini. Ananta mengambil handphonenya mencoba melihat siapa yang menelfonnya. Itu adalah Reo, melihat nama Reo dilayar handphonenya Ananta mengerutkan dahinya.
'' Hallo?'' sapa Ananta.
'' Lo dimana? Kok lo gak dateng?''
'' Aku lagi dikantor polisi nih, soalnya ada data yang akan diisi.''
'' Masih lama nggak?''
'' Nggak, kamu udah pulang ya?'
'' Udah, gue kesana ya!''
'' Eh jangan ntar....''
Tut...tut...tut...Reo memutus telfonnya karena dia tidak ingin mendengar ocehan Ananta, sebenarnya Reo tidak diberikan izin untuk pergi namun Reo tidak mempedulikannya. Reo mengambil sepeda motor yang terparkir dihalaman rumahnya. Ananta masih kesal melihat sifat Reo yang tiap hari tidak berubah masih ingin melakukan hal-hal yang dia sukai. Ananta menunggu di depan dengan raut muka yang ditekuk.
'' Naik.'' perintah Reo yang baru saja datang.
'' Kamu kok gitu sih? Ngelakuin hal yang kamu sukai sendiri, kamu tu baru sakit perban kamu aja baru dibuka tadi. Ntar kalau kenapa-kenapa gimana?'' sahut Ananta dengan nada yang cukup tegas.
'' Naik aja, ntar aku jelasin.''
Ananta tidak ingin berdebat, lagipun jika dia memulai perdebatan, itu hanya percuma toh Reo juga sudah datang.
'' lo tau gak?'' tanya Reo saat diperjalanan.
Ananta hanya diam karena dia masih kesal dengan tindakan Reo.
'' Yaudah kalau gak mau tau.'' sahut Reo untuk memancing Ananta berbicara.
'' Apa?'' tanya Ananta singkat.
Reo tercengir karena dia berhasil membuat Ananta meresponnya.
'' Dirumah sakit gak enak, awalnya sih enak karena susternya ada yang cantik, tapi lama kelamaan susternya bosanin.'' ujar Reo yang membuat hati Ananta mendongkol.
'' Trus kok cerita ke aku?'' tanya Ananta kesal.
'' Biar lo cemburu.''
'' Nggak ada yang cemburu.''
'' Lo tau nggak?'' tanya Reo kembali.
'' Gak mau tau Reo.'' balas Ananta dengan nada yang semakin kesal.
'' Susternya sih cantik tapi ngebosanin, lo tau kenapa?''
'' Terserah.'' sahut Ananta yang tidak ingin peduli dengan perkataan Reo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Teen Fiction(CERITA SELESAI) (Belum direvisi) Semua hal yang pernah membuat luka dahulu, semua hal yang membuat tangisan dahulu, mari kita ubah menjadi bahagia dengan lembaran baru. Aku bahagia, jika air matamu tidak menetes lagi di pipimu -Reo- Jangan cari aku...