Cafe

505 26 0
                                    

Sorry for typo 😊
Lelah sih, tapi paksain aja bentar lagi selesai

Hubungan Ananta dan Reo membaik, mereka kembali bersama seperti dulu. Ananta mulai merasa bahagia kembali. Saat berada di kantin Ananta dan Intan dihampiri Pak Harry, dia lagi dia lagi.

'' Eh lagi ngapain ni?'' tanya Pak Harry yang membuat perasaan Ananta mendongkol.

'' Makan siang Pak.'' balas Intan.

'' Gabung ya!'' Ananta tidak menjawab begitu juga dangan Intan, tapi tetap saja Pak Harry duduk didekat mereka.

Ananta melahap makanannya dengan perasaan tidak suka.

'' Sayang.'' sapa seseorang dengan nada lembut itu adalah Reo. Pak Harry batuk mendengarnya. Dia tidak tau kalau Ananta dan Reo berpacaran setaunya mereka cuma temanan.

'' Kalian pacaran?'' tanya Pak Harry keheranan.

Reo tersenyum sinis.'' Iya Pak, pacaran sampai tua.'' jawab Reo.

'' Kok bisa?'' tanya Pak Harry.

'' Ya bisa lah, orang saling mencintai.'' sahut Reo merangkul Ananta.

Raut muka Pak Harry menjadi masam. Dia tidak menyukai tingkah Reo.

'' Oo gitu yah, Ananta kapan bisa nemani Bapak liat-liat bukunya?'' Pak Harry masih memanasi Reo. Dia tidak tau bagaimana Reo jika sedang mengamuk.

'' Gak tau Pak, soalnya Ananta masih sibuk mikirin UN.'' jawab Ananta.

'' Kalau udah ada waktu kabarin Bapak secepatnya ya.''

Ananta tidak merespon, namun Pak Harry masih menunggui Ananta hingga selesai makan.

'' Pak, seharusnya Bapak ada di kantor gak nongkrong sama muridnya.'' lontar Reo.

'' Nunggu Ananta siap makan dulu.'' perkataan Pak Harry tersebut membuat Ananta dan yang lainnya terkejut mendengarnya. Seharusnya guru tidak sepatutnya berbicara seperti itu.

'' Gak usah tungguin kali Pak, udah ada yang nungguin tuh!'' sinis Intan.

'' Iya nih, jangan nikung murid sendiri!'' lontar Reo sambil tersenyum sinis.

Ananta hanya diam, raut muka Pak Harry juga berubah.

'' Yaudah, kalau Ananta udah punya waktu kabarin Bapak ya.''

Ananta tidak merespon, senyum sinis keluar dari bibir Reo. Pak Harry masih duduk. Reo tidak tahan lagi dan langsung mengatakan kata-kata seperti mengusir.

'' Yaudah Pak, ntar dia kabari. Bapak ke kantor aja biar keliatan kayak guru.'' lontar Reo. Aneh memang jika harus mengatakan hal seperti itu kepada guru, tapi mau bagaimana lagi gurunya genit sih suka sama murid sendiri. Normal sih suka tapi jangan sama pacar murid sendiri.

Pak Harry sudah pergi kini tinggal Ananta, Reo, Doni, Intan dan Angga.

'' Aneh ya, kok ada guru sampai segitunya?'' sahut Intan sambil mengunyah makanannya.

'' Ya..gue sih biasa-biasa aja yang penting yang diganggu bukan lo Tan!'' balas Doni.

'' Kalau gue yang digangguin gimana?''

'' Gue gak sekuat Reo bisa ngeladenin Bapak-Bapak yang kemuda-mudaan.'' balas Doni yang membuat semuanya. tertawa.

'' Gue mah apapun gue lakuin asal bukan Ananta yang suka.'' lanjut Reo. Ananta tersenyum simpul. Bahagia rasanya saat Reo mengatakan hal-hal manis kepada Ananta di depan teman-temannya.

'' Eh ntar malam kita mau perfom ni di cafe tea, pada datang ya.'' ujar Angga.

'' Hah? Kok kamu gak bilang-bilang yo?'' tanya Ananta sambil menoleh kearah Reo.

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang