1 | Pertolongan pertama

2K 119 292
                                    



Selamat membaca. Berharap kalian suka dengan tulisanku.

****

"DEMARR!" Teriak Guru langganan Demar yang sering meneriaki dirinya, si murid nakal kesayangannya Bu Siti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"DEMARR!" Teriak Guru langganan Demar yang sering meneriaki dirinya, si murid nakal kesayangannya Bu Siti itu.

"Apa sih, Ibuku sayang yang Syantikk?" Demar tersenyum sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Get out from my class, right now."

"Ibu Guru Siti yang paling saya kasihi, sayangi, cintai, bahkan saya ayomi. Ibu kan ngajar bahasa Indonesia, kok ngomongnya bahasa inggris sih."

Melihat Bu Siti yang sudah naik darah dan bersiap melempar penghapus papan tulis itu pun membuat Demar lari terbirit-birit hingga secepat binatang Hyna pergi meninggalkan kelas.

Sementara murid-murid yang lain tertawa puas melihat aksi Demar barusan.

Demar menarik napas lega sebentar saat sudah berada di luar kelasnya.

Setelah keluar dari kelas, Demar pergi menuju tempat biasa dirinya menunggu sampai jam istirahat dimulai.

"Pagi, Pak Slamet." Sapa dirinya pada penjaga perpustakaan sekolah.

"Hmm." Ucap Pak Slamet tanpa melirik siapa yang masuk ke dalam perpustakaan.

Demar berjalan menyusuri berbagai rak buku hingga dirinya sampai pada tempat paling jauh dari pengawasan Pak Slamet.

"Aduhh!" Desah Demar saat duduk menyandar ke rak buku tua.

"Kenapa juga bisa ketinggalan, sih."

Dirinya menjadi kesal sendiri karena lupa membawa buku yang biasa jadi bahan hiburan saat dikeluarkan dari kelas seperti sekarang ini.

"Aduhh!" Desah Demar kedua kalinya,

"Gue lupa bawa minyak kayu putih lagi."

Ia lupa bahwa di perpustakaan yang terbilang cukup tua ini dengan ditambah buku-buku dan rak-rak tua bisa menjadi tempat sarang nyamuk berada.

Mau tidak mau, Demar bangkit dari tempat dirinya duduk dan keluar dari perpustakaan sekolahnya itu sebelum dirinya mendapatkan benjolan merah lagi dan tentunya membuat kulitnya menjadi gatal kemerahan.

Sebelum dirinya keluar, ia sempat memberi hadiah kepada Pak Slamet yang sudah tertidur pulas itu, seperti biasa.

"Ini Pak, duit dari saya seratus ribu buat uang naik angkot." Ucap Demar pelan sambil menaruh uang pemberiannya di saku baju Pak Slamet itu.

Dirinya pun tersenyum sekilas setelah itu pergi keluar dari perpustakaan sekolah.

"Demar." Demar yang sedang berjalan itu pun menoleh melihat kedatangan seseorang dari arah belakangnya.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang