26 | Kerja kelompok

92 14 0
                                    

Happy reading🌼🌻

****

"Silahkan bagi semua kelompok yang sudah ibu bagi ini tolong mencatat kembali nama-nama anggota dan ketua dari masing-masing kelompok di selembar kertas sekarang juga."

Semua murid yang mendengar itu segera menatap teman-temannya satu sama lain.

Siapakah diantara mereka yang mau mengorbankan bukunya untuk diambil kertasnya.

"Lo aja,"

"Lo lah, mata lo engga lihat buku gue udah tipis kayak isi dompet gini."

"Cih, lo orang kaya, beli buku engga mahal, anjir."

Akhirnya siswi perempuan yang memakai jepitan rambut itu mengalah dan mau tidak mau membuka buku tulisnya dan membuka halaman tengah dari buku tulisnya itu yang siap untuk dirobek.

"Nah, Ri, lo yang jadi ketua kita-kita ya." Siswi perempuan yang sudah mengambil selembar kertas dari siswi perempuan yang mengalah bukunya dirobek itu pun menyodorkan kertas yang berada di tangannya.

"Lo kan juga bisa, Ta." Balas Ria.

"Tapi kalau kerja yang beginian, lo, jagonya." Dita tidak mau mengalah.

Ria yang tidak menjawab lagi itu lalu berpikir sebentar, memang benar kalau tugas yang satu ini memang dirinya yang paling bisa diandalkan dan juga sudah pandai.

Tugas yang barusan diberikan guru adalah tugas makalah tentang peradaban dunia, memang tidak terlalu susah dan mudah sekali untuk mendapatkan materi tentang peradaban itu di internet.

"Gimana, mau ya, Ri?" Dita memohon begitu juga dengan kedua teman Dita.

"Iya, Ta, gue mau." Senyuman langsung tercetak di wajah Dita dan kedua temannya itu.

Lalu tidak lama Ria mulai mencatat nama kelompok dan namanya lalu dilanjutkan dengan menulis nama-nama ketiga orang yang berada didekatnya itu.

Terdengar bunyi bel dari luar kelas yang sudah berbunyi keras tanda jam pelajaran ketiga berakhir dan tandanya siswa-siswi diperbolehkan untuk keluar dari kelas untuk sekedar makan dan bersantai sejenak.

"Jangan lupa, minggu depan sudah harus dibawa dan dikumpulkan, sanksi yang diberikan bagi kelompok yang tidak mengumpulkan adalah memungut sampah di lapangan sekolah kita dan juga membersihkan toilet siswi ataupun siswa tergantung dari kelompoknya laki-laki atau perempuan."

Semuanya hanya bisa diam tidak ada yang membantah dan tidak lama kemudian guru yang berada di depan kelas itu tersenyum sambil berjalan keluar dari kelas.

"Kantin, yuk, Ri?" Ajak Dita.

"Engga deh, gue disini aja, Ta."

"Lho, lo engga lapar?"

Ria menggeleng.

Dita yang melihat itu hanya mengangguk kemudian berlalu pergi tanpa mengucapkan satu katapun begitu juga dengan kedua teman yang mengikuti Dita.

Ria lalu membuka buku bacaan yang ia bawa lalu membacanya dengan tenang.

Halaman demi halaman sudah dibuka, sekitar sepuluh halaman sudah dilewatinya, tidak lama lagi dirinya akan ulang tahun.

Dirinya belum bisa menebak apakah Wira nanti akan memberinya kejutan atau tidak, karena dirinya yang juga belum tau pasti kapan Wira pulang.

Ia cuma mengharapkan yang terbaik.

Dirinya sebenarnya juga sempat kesal lagi dengan Wira yang hilang kabar kemarin itu membuat dirinya harus sedih dan menahan rasa rindunya.

"Lo engga lapar, apa?" Ria yang mendengar seseorang berbicara itu mengangkat kepalanya.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang