33 • Undangan

84 15 0
                                    

Happy reading

🌻🌼

Suara hujan menderu keras menghantam ke arah jendela kaca dengan kuat, begitu juga dengan seseorang yang kini menatap ke arah luar dengan tatapan kosong.

Ia sudah berada dikamarnya sekarang, dengan selimut yang melapisi seluruh tubuhnya itu setelah mandi dengan air hangat tadi Demar langsung memakai baju berlengan panjang dan juga celana panjang dengan ditambah memakai selimut itu mampu membuat suhu tubuhnya menjadi membaik.

Didalam kamarnya hanya ada dirinya dan alunan musik dari lagu yang ia putar menggunakan home thater itu terasa sangat menenangkan dirinya.

It's gotta be you – Isaiah

Demar lalu mengambil Hp nya yang tidak terletak jauh dari dirinya.

Ia membuka galeri, membuka bagian penyimpanan video, ia lalu menekan layar dan rekaman video yang tadi sejam lalu sempat ia rekam berputar menampilkan dua orang sepasang lak-laki dan perempuan yang menggunakan baju couple sedang berlari. Yang satu mengejar yang satu lagi dikejar.

Perempuan yang dikejar itu terlihat sangat histeris sambil sesekali tertawa lalu berganti menjadi teriakan karena ketakutan akan tertangkap itu, Demar memutar video itu sampai akhirnya dirinya merasa hatinya mulai ikut menghangat cuma karena melihat wajah ceria perempuan didalam video tersebut.

Tiga menit yang terterah didalam rekaman tersebut sampai akhirnya pada detik terakhir Demar menekan lagi layar Hp-nya, video tersebut berhenti tepat pada saat si cowok yang mengejar itu sedang memeluk erat si perempuan dari belakang lalu diangkatnya perempuan tersebut ke udara yang memasang wajah bahagia menampakkan gigi-gigi putihnya.

Meskipun yang ia lihat yang sedang bersama dengan Ria didalam layar tersebut bukan dirinya, tapi ia tetap bisa ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Ria meskipun ia sangat berharap untuk sekali dalam seumur hidupnya ialah orang yang bisa diajak Ria untuk menghabiskan waktu walau hanya dalam sehari saja.

Demar yang masih menatap ke arah luar jendela itu tidak sadar bahwa ada dua perempuan yang sedang berdiri di pintu kamarnya itu, mereka berdua menatap ke arah adiknya dengan sedih, mereka berdua tahu apa yang sedang dihadapi oleh adik mereka berdua itu.

Patah hati.

Galau.

Entah itu benar atau hanya sekedar menebak-nebak, tapi kedua perempuan tersebut tau pasti adiknya harus menceritakan tentang apapun itu yang membuat laki-laki yang dihadapan mata keduanya termenung seperti itu.

"Besok aja, Bel, kasih Demar waktu dulu." Bella mengangguk mendengar bisikan dari Diana itu lalu pelan-pelan tapi pasti menutup pintu kamar Demar.

Demar lalu berbalik setelah melihat pintu kamarnya sudah tertutup rapat sekarang itu.

Ia sempat melihat kedua kakaknya itu lewat pantulan dari kaca jendelanya, hanya kedua kakak kembarnya itu yang tidak menyadari bahwa Demar sadar akan keberadaan dari kedunya tadi.

Menghela napas, itulah yang dilakukan Demar sekarang, lalu segera menjauh dari jendela berjalan ke arah home theater nya itu untuk mengecilkan volume suara membiarkan musik mengalun saja sepanjang malam ini.

Demar yang sudah berbaring lalu menatap ke arah langi-langit kamarnya, lalu mengucapkan suatu kalimat yang tersirat akan banyak makna.

"Good night, forever, mimpi indah."

•••

Selasa.

Demar tau ada apa dihari ini, ia merasa hari ini begitu spesial, meskipun bukan dirinya yang Ria harapkan untuk menjadi orang yang pertama yang memberikan ucapan selamat ulang tahun.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang