43 • So Sweet

32 8 0
                                    

Happy reading

🌼🌻

Setelah keluar dari kamar mandi, dirinya lalu duduk disudut ranjang tempat tidurnya itu sambil mengeringkan rambut panjangnya yang masih setengah basah itu.

Dirinya kemudian langsung mengambil kado yang diberikan oleh Demar yang masih terbungkus rapi itu, dengan pelan dirinya merobek kertas kado bergambar bunga dengan perasaan hati yang gembira dan juga keringat dingin.

Dirinya langsung menampilkan gigi putihnya karena tidak bisa lagi menahan semua rasa bahagia ini, sebuah buku karya salah satu penulis favorit sekaligus idolanya itu, ada juga tanda tangan khusus dari Elvano itu langsung dan juga beberapa kata didalamnya.

‘Untuk Ria, untuk kamu yang sudah berumur 17 tahun, selamat membaca.’

Astaga, dirinya terkejut, ternyata ayahnya Demar sekaligus penulis favoritnya itu tau bahwa dirinya baru saja berulang tahun.

Setelah membaca sinopsis dan beberapa halaman dinovel terbaru karya Elvano Shatam itu pun.

Ria beralih pada surat kecil yang terselip dihalaman novel itu.

Kira-kira apa isinya? Ria penasaran sekali.

Baru saja dirinya ingin membukan lipatan dari surat kecil itu, Ria mendengar suara seseorang dari luar kamarnya itu.

“KAK RIAA, ADA KAK DEMARRR.” Teriak Sam.

Ria pun tersenyum segera membawa novel berserta surat kecil itu bersama dengan dirinya yang sudah menuruni tangga itu.

“Dimana?”

“Itu diluar teras.” Tunjuk Sam memakai jari telunjuk kecilnya itu.

Ria lalu menampilkan lagi gigi-gigi putihnya itu langsung berjalan keluar dengan tergesah-gesah.

Demar yang sedang duduk ditangga teras itu terlihat sedang menatap ke arah langit-langit malam.

“Hmm.” Gumam Ria, mendekati Demar dan duduk disebelah laki-laki itu.

“Oh, ini,” Demar lalu menyodorkan kantong berwarna putih yang dipegangnya.

“Ini, apa?”

“Roti bakar.” Ucap Demar seraya tersenyum hangat.

Ria pun tersenyum sambil memiringkan kepalanya. “So sweet.”

Demar pun terkekeh melihat raut wajah Ria yang terlihat memasang wajah lucu itu. “Ternyata, bukan hanya sama pacar ya, sama teman juga bisa dibilang so sweet.” Ucap Demar.

“Yups.” Ria lalu mengambil dan membuka kantong putih itu, satu potong roti bakar ia ambil dan langsung melahapnya.

“Enak,” Ucap Ria.

Demar kemudian menatap ke arah Ria. “Sini, gue, coba.” Ria lalu mengambil satu potong roti bakar didalam kantong putih itu.

“Aaa,” Ucap Ria membuka mulutnya agar Demar ikut membuka mulut juga.

Sementara Demar kelihatan bingung, tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.

“Mar, sini, gue suapin.” Ucap Ria tertawa melihat ekspresi wajah dari Demar. “Aaaa.”

Demar pun akhirnya mencobanya, dengan agak sedikit canggung dirinya membuka mulut, lalu perlahan Ria memajukan tangannya itu dengan memegang sepotong roti bakar.

“Enak?” Ria menaikkan alisnya sembari menahan senyum.

“Hm, iya, enak banget.” Demar kelihatan seperti anak kecil sekarang.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang