12 | Mengalah

177 31 19
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa bersyukur. Demar aja bersyukur bisa kenal Ama Ria!

*Note. Ucapan buat kamu ada dibawah sana. Scroll ya, tapi baca dulu sampai selesai.*

****

Sebuah pengeras suara terdengar dari arah depan, semua orang yang menggunakan kostum dengan berbeda-beda warna berkumpul dengan satu barisan yang sudah disusun sesuai dengan nama SMA masing-masing.

"Selamat datang di acara pembukaan turnamen basket SMA Bintang yang ke lima." ucap pembawa acara yang berada di atas panggung yang telah dibangun agak tinggi, pembawa acara itu ialah yang semua orang ketahui sebagai ketua osis dari SMA Bintang yang disebut-sebut sebagai most wanted.

Para peserta dan juga tim-tim basket dari berbagai SMA ikut bersorak-sorai karena ucapan dari pembawa acara yang berada di atas panggung, "Buset, cantik banget gila."

"Cantikan juga cewek, gue." Ronald menoleh dan menemukan Wira yang tersenyum miring.

"Awas lo, kalau putus. Gue bully lo seumur hidup!"

"Jangan engga." Demar yang berada di barisan paling depan itu hanya bisa terkekeh pelan sambil mendengarkan lagi apa yang ingin disampaikan oleh pembawa acara yang berada di atas panggung dengan menggunakan pakaian khas pada hari senin yaitu putih abu-abu.

"Saya sebagai ketua panitia sekaligus ketua osis SMA Bintang turut terima kasih sebanyak-banyaknya bagi yang membantu acara turnamen ini tercapai dan juga dukungan dari berbagai pihak, kepala sekolah dan guru-guru lainnya yang saya hormati." ucap dirinya sambil tersenyum, si ketua osis yang bernama Violet Adista Amelia.

Setelah acara penyampain sekaligus pembukaan dari kepala sekolah langsung, semua tim dari masing-masing SMA yang berbeda-beda berkumpul di masing-masing halaman SMA Bintang itu untuk menonton atau langsung balik ke sekolah masing-masing karena pagi hari ini hanya akan ada satu pertandingan saja dari dua SMA yang akan berlaga.

Kawanan tim Demar yang masih berada di depan panggung itu sedang memungut suara, "Gue sih milih nonton, lah."

"Gue juga."

"Gue sih pengennya nonton juga, sih." tiga orang dari tim sudah menentukan.

"Yaudah, gue juga malas ke sekolah." kini Demar sudah melangkahkan kakinya beberapa langkah sampai akhirnya mendadak berbalik lagi.

"Gue sekolah aja, deh."

"Lah, engga bolos aja nih?" tanya salah satu anggota tim mengangkat salah satu alis matanya.

"Engga, lain kali aja." ucap Wira lalu berbalik meninggalkan teman-temannya yang mengangguk mengerti dan masih setia berdiri di tempat, sementara Demar yang sudah sejak tadi berhenti karena ucapan Wira berbalik lagi berjalan menuju lapangan basket yang terletak di sebelah gedung SMA Bintang itu.

Baru saja Demar ingin mengambil tas nya yang berada di pojok, ia melihat seseorang yang sedang membawa dua kotak besar yang membuat si pembawa keberatan, tanpa perlu melirik siapakah orang itu. Demar berjalan mendekati seseorang yang tadi dilihatnya.

"Gue bantu, boleh?" tanya Demar, lalu perempuan yang berjalan membelangkangi Demar itu menoleh kebelakang.

"Eh, lo, engga usah gue bisa kok." lalu perempuan itu berbalik lagi tanpa menampilkan senyumnya ataupun mengucapkan sekedar 'terima kasih sudah bertanya.'

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang