11 | Belanja

180 32 11
                                    

Selamat membaca. Banyak-banyakin tertawa dan tersenyum.

****

Demar mengusap keringatnya yang ada di dahi begitu juga yang ada di sekitaran tangannya, hari ini dirinya dan tim basket sekolah berlatih untuk terakhir kalinya sebelum nanti mengikuti turnamen basket yang diadakan oleh sekolah sebelah, dirinya pun juga sudah mati-matian latihan keras pada hari ini untuk memberikan yang terbaik pada sekolahnya.

Do it for your self, team, and school.

"Mar, udah deh sini dulu minum." ucap Ronald melihat Demar yang kembali berdiri dari kursi para penonton kembali menuju lapangan basket untuk latihan kembali.

"Udah selesai, Mar, latihan hari ini." lanjut Ronald sudah menyeruput habis air botol yang dibawanya dari rumah.

"Diam, Nald, gue lagi fokus. Jangan ganggu!" ucap Demar sudah melakukan gaya yang tidak lain dan tidak bukan adalah gaya andalannya dalam men-dribble bola basket, tipuan yang tepat dan selalu menjadi jurus Demar itu selalu dapat memanipulasi lawan.

"Rasain, kena skak kan, lo." ucap Anggi meledek Ronald.

"Diam lo, lo mah gak bisa main basket gak tau apa-apa. diam aja." kini giliran Anggi yang dibuat terdiam oleh Ronald sementara Wira dan juga sang kekasih juga sedang sibuk berduaan jauh dari Ronald dan juga Anggi.

"Nih," ucap Ria memberikan segelas botol air mineral, "Kamu capek kan, duh, kasihan." Ria sedikit tertawa saat mengatakannya.

"Engga lah, kalau lihat kamu mah rasa capek bisa hilang, ajaib engga?" tanya Wira sudah mengambil botol air mineral itu dari tangannya Ria.

"Ajaib, sih, tapi lebih ajaib kalau lihat wajah aku kamu jadi tergila-gila." setelah itu Ria pun tertawa agak sedikit kencang begitu pula dengan Wira.

"Udah bisa ngelucu, ya, sekarang kamu." Wira segera mengacak-acak rambut Ria.

Sementara diantara anak basket lainnya hanya satu orang lah yang hanya menatap kedua orang yang sedang pacaran itu, yang sedang berada di lapangan, dirinya sedang sibuk men-dribble bola basket lalu melakukan gaya lay up dengan gaya akrobatiknya yang diputarkan ke kanan kiri sampai atas bawah.

Pada saat dirinya ingin menembak bola hingga masuk ke ring dirinya tidak sengaja menoleh lagi melihat kedua orang tadi yang ia lihat, pada saat bola basket sudah memantul masuk ke ring, dirinya lalu berjalan mengambil bola tersebut lalu melangkah pergi naik ke tangga lalu duduk di sebelah Anggi.

"Udah capek, lo?" tanya Anggi senyam-senyum, "Atau cemburu ya ama yang di sebelah sana." Anggi pun segera menunjuk ke arah Wira dan juga Ria dengan jari telunjuknya.

"Kagak, lah." ucap Demar membuka botol air mineralnya.

"Lah terus, kenapa berhenti main?"

"Malas aja, udah malam juga nih, gue udah lapar!" Demar lalu melepas ikatatan sepatunya dan juga melepas kaos kakinya lalu dimasukkan ke dalam sebuah tas kecil yang biasa ia bawa pada saat dirinya latihan.

"Etdah, main pulang aja lo." kata Ronald yang duduk di sebelah Anggi yang juga sudah melepaskan sepasang sepatu basketnya itu.

Tidak sampai semenit, Wira dan juga Ria pun menghampiri ketiganya untuk mengajak makan di luar karena kalau makan di rumah sudah keburu malam.

"Gue engga bisa ikut."

"Lah, kenapa, Mar?" tanya Anggi langsung merasa ada yang kurang kalau geng tidak lengkap.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang