37 • Tak disangka

101 15 0
                                    

Happy reading
⏬Little gift for all my readers⏬

🌼🌻

Kecewa.

Itu yang sedang ia rasakan sekarang, kenapa Demar begitu bencinya dengan teman sekelasnya itu.

Ia tidak habis pikir dengan kejadian kemarin sore, ia kira Demar sudah tidak ingat lagi dengan dirinya, namun sekalinya ingat, Demar melakukan hal yang menurut Ria sudah melewati batas.

Dita dan teman-temannya yang baik hati ingin memberikan sebotol air mineral dingin itu malah direbut cepat oleh Demar dan langsung dibuangnya botol mineral dingin itu oleh Demar ke sembarang arah.

“Gue bingung, padahal kan niat lo pada baik, mau kasih gue air karena gue lagi haus banget.”

Ria menggaruk tengkuk kepalanya karena gatal.

Dita, Sari, dan Risa masih saja menundukkan kepala entah apa yang dipikirkan oleh ketiganya.

Tidak lama dari itu, Ria mendapatkan pesan dari Wira dari aplikasi WA-nya.

Terterah disana  bertuliskan bahwa Wira mengajaknya ketemuan entah ingin membicarakan apa.

“Gue keluar dulu, ya, Wira ngajak ketemuan.” Ria tersenyum tipis menatap ke arah ketiga temannya itu yang membalas dengan senyuman tipis juga.

Ria yang sudah menuruni beberapa tangga itu akhirnya sampai didepan pintu masuk perpustakaan sekolah.

Setelah ia masuk, ternyata tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa orang yang sibuk membaca dan juga sibuk mengambil buku-buku untuk dipimjam.

Ria menyusuri rak-rak buku yang sudah sangat tua dan juga berdebu itu, hingga akhirnya ia menemukan Wira yang sedang memainkan Hp-nya dengan santai.

Setelah ia melihat kedatangan Ria itu, Wira segera menutup Hp-nya dan menyuruh perempuannya untuk mendekat ke arahnya.

“Aku harap ini tidak akan merubah apapun,” Ucap Wira ingin langsung pada intinya.

Ria yang masih tidak kepikiran apa yang ingin diucapkan oleh pacar dihadapannya ini hanya mengangkat alisnya meminta penjelasan lebih.

“Aku engga bisa lagi, aku udah engga bisa lanjutin semua ini.” Ucap Wira mantap seperti tidak ada yang memberatkan mulutnya untuk mengucapkan kata-kata tersebut.

“Aku engga ngerti, maksud kamu, apa?” Tanya Ria, ada rasa yang berada didalam dirinya mulai merontah.

“Ya, kita udahan, putus, jangan sama-sama lagi.” Ria akhirnya membeku, entah kenapa kesabarannya seketika lenyap, jadi selama ini ia mempertahankan hubungan ini terasa tidak memberikan hasil apapun.

Apa semudah itu? Apa Wira tau selama ini Ria bertahan hanya untuk dirinya?

Apa ini jalan terbaik buat mereka berdua? Apa semesta sudah merencanakan ini semua?

Meskipun kedua orang tua dari Wira tidak merestui hubungan keduanya, tapi Ria masih saja tetap bertahan menunggu datangnya keajaiban.

Meskipun kedua orang tuanya menganggap Ria tidak setara dan tidak se-royal dengan Wira itu, tapi ia mempunyai hati yang sabar, tulus dan juga setia.

Apakah itu tidak cukup?

“K-kamu mau kita udahan? Cuma karena kamu nge-anggap aku engga setara sama keluarga kamu?” Tanya Ria, matanya sudah berkaca-kaca, perasaanya sudah bercampur aduk namun ia tetap berusaha untuk tersenyum.

“Bukan itu, Ri, aku udah terikat dalam perjodohan keluarga.” Wira masih saja merasa jawaban yang ia berikan begitu ringan tanpa ada rasa berat sedikitpun.

DEMAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang