1 : Always in My Eyes

10.4K 1K 57
                                    

Pagi dengan cahaya matahari kekuningan seharusnya menghangatkan jiwa, seharusnya.

"Jungkook kembali!"

"Apa dia sudah sembuh?"

"Bagaimana keadaannya setelah kecelakaan itu?"

"Apa? Jungkook sudah kembali? Bukankah dia koma?"

"Ingatannya menghilang, bukan? Bagaimana hubungan mereka?"

"Bagaimana apanya? Ya, mereka akan seperti biasanaya. Apalagi?"

Ocehan-ocehan yang datang dari setiap gerombalan para siswi perempuan, membuat keadaan pagi itu menjadi lebih ramai. Taehyung tahu, Taehyung bisa mendengarnya. Dan dia lebih bahagia daripada semua orang.

Ketika jarum jam sebentar lagi membunyikan bunyi bel, pria yang mereka tunggu-tunggu dan menjadi bahan ocehan pagi ini, akhirnya tiba. Tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya di pintu kelas. Gesturnya masih memperlihatkan kebingungan. Sesekali dia akan menoleh ke belakang dan berbicara tidak jelas.

Lalu tiba-tiba, Kang Seulgi, salah satu teman sekelas mereka yang mengekor di belakangnya, menarik pergelangan Jungkook lembut. Tersenyum begitu manis padanya dan membawanya ke depan kelas.

"Selamat pagi teman-teman. Mungkin Jungkook akan sedikit canggung mulai hari ini. Kalian sendiri tahu apa penyebabnya. Jadi mulai dari sekarang, mohon bantuannya." wanita itu tersenyum ceria, lalu membungkuk. "Jika kalian ingin mengobrol nyaman dengan 'pacarku', Jungkook, lebih baik kalian memperkenalkan nama kalian terlebih dahulu. Terima kasih."

Seketika gumaman-gumaman riuh memenuhi seisi kelas.

"Kenapa dia bilang 'kekasihku?'"

"Apa dia sudah gila?"

"Wanita itu benar-benar seekor ular."

Lalu tatapan mereka terarah pada seorang pemuda yang perhatiannya teralih ke luar jendela. Sesekali angin semilir menggoyangkan rambutnya dengan tenang. Sangat indah.

Taehyung tahu, sekali lagi. Hatinya akan berubah menjadi sesakit ini. Dari balik helai poni yang menghalangi pandangan, dirinya memantau setiap pergerakan Jungkook yang tak lepas dari perhatian Seulgi. Seolah Jungkook akan terbang kapanpun dengan tiba-tiba.

"Kau cemas padaku, hmh?"

Taehyung menarik pensil yang ada di kolong meja, lalu buku paket Fisika karena sebentar lagi guru mata pajaran akan segera tiba. Tapi meski begitu, pandangannya tidak pernah lepas pada punggung tegap yang berjarak dua bangku darinya itu. Di barisan sebelahnya.

Taehyung merindukannya.

Taehyung ingin memeluknya.

Taehyung ingin melepas semuanya setelah sekian lama dirinya menunggu.

Namun ketika kenyataan nyatanya seperti ini, dia hanya bisa memperhatikan dalam bentangan jarak yang membuat dadanya serasa terhimpit. Rasa sakit yang hanya dirinya seorang yang merasakannya.

Ooh ... takdir terlalu berat ya, Kookie.

Taehyung menghela napas. Dia harus bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dia sudah berjanji. Dia sudah terikat dengan janji. Dia mengalihkan perhatiannya pada lembaran paket, lalu mulai mengikuti instruksi dari guru sedikit demi sedikit saat mempelajari materi bab kedua.

"Maaf ... permisi~~~"

Tubuh Taehyung menegang. Suara ini ...

Lehernya mendadak kaku ketika bergerak memeriksa seorang pria yang berdiri di dekat mejanya. Tersenyum canggung. Taehyung ingin berteriak dengan lantang, betapa dia merindukan pria ini. Tapi, seluruh kalimat itu, hanya sampai di tenggorokan lalu lenyap tertelan kembali ke dalam dada.

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang