16 : Crazy

6.4K 642 30
                                    

Terhitung sejak pernyataan perasaan Jungkook tempo hari, hubungan mereka jauh lebih baik. Berubah drastis dan sekaligus menarik perhatian banyak orang. Hashtag 'KookTae' bahkan menjadi tranding topik selama berhari-hari di sekolah mereka, bersama beberapa foto kebersamaan yang diunggah diam-diam dalam berbagai pose.

Kang Seulgi absen sehari setelah dia melihat interaksi antara Jungkook dan Taehyung di kamar apartemennya waktu itu. Setelah itu, dia tidak lagi merecoki keduanya dan lebih banyak berdiam diri, terkesan menghindari keramaian. Pun, Nyonya Jeon masih bungkam sampai detik ini.

Meski begitu, tidak ada alasan untuk Taehyung merasa tenang. Dia menduga, dua wanita itu tengah merencanakan sesuatu yang lebih besar. Sewaktu-waktu mereka akan menyergapnya dan melemparkannya ke kubangan sampah di gorong-gorong. Maka dari itu, Taehyung perlu waspada. Meski kali ini Jungkooknya ada di sini, Jungkook tetaplah Jungkook yang masih tidak mengingat apapun perihal seberapa besar cinta untuk Taehyung yang harus dia perjuangkan. Peran Jungkook hanyalah sebatas 'Tuan Muda' tanpa arah. Hanya akan menerima, menikmati, kemudian, memberi nilai. Taehyunglah yang bekerja keras mati-matian. Dialah yang bertugas melindungi, menunjuk arah, memperkenalkan, sekaligus memperjuangkan.

Tapi tidak apa-apa. Inilah cinta, right?

"Yeayyy, party!!!"

Jackson berteriak kencang sekali. Pria itu bahkan berdiri di atas meja dan bergoyang memalukan hingga teman-teman sekelas kompak menyorakinya.

"Bolehkah aku membawa teman-temanku?" Jenny bertanya malu-malu, "Maksudku ... akan sedikit canggung berpesta bersama kalian yang notabennya adalah laki-laki. Aku rasa, aku memerlukan perempuan juga yang bisa diajak bergosip bersama."

"Tentu, Jenny-ah. Bawa saja temanmu. Kita punya tuan muda di sini yang akan membayarkan semua makanan kita." Taehyung menepuk pundak Jungkook main-main.

Jungkook mendengus, berpura-pura kesal dan menarik kerah Taehyung hingga kepala pemuda itu bergerak ke arahnya. "Perjanjiannya bukan seperti itu, kan?" tanyanya setengah berdesis.

Ya, memang.

Perjanjian awalnya adalah, Jungkook berencana mengadakan pesta kecil setelah menyelesaikan tugas kelompok mereka dan mendapatkan nilai memuaskan pada akhirnya, hanya berdua. Hanya antara dirinya dan Taehyung saja di apartemennya. Entah bagaiamana mulanya, Jackson yang tiba-tiba datang dan mendengar pembicaraan mereka, langsung salah mengartikan.

Taehyung kembali memamerkan senyum kotaknya. Diam-diam bersyukur juga karena telah terbebas dalam jerat seorang Jungkook lebih jauh lagi.

Bukan tidak ingin---sekali lagi, dia hanya takut tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri nanti.

"Jam tujuh malam, kan?"

Taehyung yang menjawab dengan anggukan, "Kami tunggu jam tujuh malam."

"Oke! Sampai jumpa nanti Taehyung, bye Jungkook!"

Jungkook dan Taehyung hanya bergumam sebagai jawaban. Keduanya berjalan beriringan menuju parkirakan sekolah untuk pulang bersama-sama.

"Mau mampir di rumahku dulu?"

Jungkook melepaskan earphone-nya, mengusak rambutnya yang berantakan untuk kemudian menjawab, "Ya, aku ingin bertemu Eomma. Sekalian numpang makan di sana. Lagipula, aku sudah janji akan bertemu dengannya hari ini." Jungkook menoleh, langkahnya terhenti. "Apa Jimin sudah pergi?"

"Jimin? Aah ... dia pergi siang tadi. Apartemennya sudah siap ditinggali, dan barang-barangnya sudah di tata juga. Katanya dia akan tetap mampir akhir pekan dan mengunjungi kami."

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang