8 : Sky

6.5K 764 69
                                    

Semuanya sudah berubah, total!

Pagi itu, Jungkook mengajak Taehyung ke atap sekolah. Langit sedikit mendung dan sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi. Meski Taehyung sudah mempersiapkan diri, dadanya berdebar menyakitkan.

"Tae, maaf tidak mengantarkanmu pulang," ucapnya basa-basi. Taehyung tidak menjawab ataupun memberikan reaksi sekecil apapun. Hanya diam, menunggu. Saat melihat reaksi sedingin itu, Jungkook merasa canggung juga. Dia menyentuh tengkuknya untuk kemudian melanjutkan kalimatanya. "Tapi, tidak seharusnya kau berlaku kasar kepada wanita. Seburuk-buruk apapun Kang Seulgi, tidak seharusnya kau melakukan itu padanya."

Taehyung berpikir beberapa saat, kemudian kedua bola matanya membulat saat memahami situasi, lalu tersenyum jengah. Bahwa ada sebuah permainan kecil yang tengah dimainkan Kang Seulgi.

"Aku mengerti. Katakan padanya kalau aku menyesal telah menyakitinya." Meskipun 'menyakiti' dalam hal yang tidak Taehyung lakukan. Taehyung sebenarnya sangat murka. Namun ketika melihat raut kebingungan yang ditampilkan Jungkook pagi ini, dia tidak bisa terlalu melampiaskan kemarahan juga padanya. Karena sesungguhnya Jungkook hanyalah korban dari akal licik dua wanita di sekelilingnya.

"Aku ... akan sampaikan maafmu padanya."

Hening.

Cukup lama.

Dengan kecanggungan luar biasa yang mendominasi, mencekik seolah terasa sampai mati.

Taehyung menunggu Jungkook yang nyatanya menunggunya juga.

"Jika sudah tidak ada yang akan kau katakan, aku akan pergi." Taehyung berinisiatif terlebih dahulu. Meski enggan.

"Tunggu! Tunggu sebentar, Tae. Tunggu sebentar ... "

Taehyung kembali membalikkan tubuh, "Aku akan menunggu," ucapnya ringan.

"Begini ... sebenarnya tidak hanya itu saja yang ingin aku katakan." Tampaknya Jungkook benar-benar susah-payah mencari kalimat yang tepat. Rona merah merambat di kedua pipi. "Aku ... Kau bisa menganggapku jahat atau apa, terserah padamu. Tapi sungguh, aku benar-benar masih ingin berhubungan dekat denganmu. Aku ingin kita menjadi sahabat dekat. Kita melangkah bersama-sama, menjadi seseorang yang lebih baik bersama-sama, menata lembaran baru lagi bersama-sama. Jangan jadikan kecelakaanku menjadi sebab hubungan kita merenggang dan pada akhirnya saling membenci satu sama lain. Tidak ada salahnya kita bersahabat, menjalin hubungan baik dan saling memberi dukungan. Aku juga----"

Cup.

Taehyung langsung membungkam kalimat Jungkook dengan bibirnya.

Jungkook terperanjat. Tubuhnya menegang dan bergetar. Sensasi aneh yang memanaskan seluruh tubuh.

Ketika tautan ringan itu terlepas, pandangan keduanya saling bertemu. Sengaja, Taehyung hanya menyatukan ujung hidung masing-masing tanpa melepas kontak mata. Aroma mint yang tersisa saling berbagi dan menikmati secara sukarela.

"Jangan menyakiti hatiku lebih dalam, tolong. Apa kau pikir, ketika kita bersama-sama, saling berdekatan seperti ini, aku menganggapnya hanya sebatas sahabat? Jungkook, bahkan aku menginginkan hal yang lebih dari sekedar berciuman setiap kali kita berduaan. Jadi masih pantaskah ... masih bisakah kita menjalin ikatan persahabatan seperti yang kau inginkan? Jika kau tetap memaksa, mungkin besok atau lusa kau akan menemukanku kaku di peti mati."

Tubuh Jungkook terjajar ke belakang beberapa langkah. Terlalu syok, dan juga bekas ciuman dari bibir Taehyung masih membekas di seluruh tubuhnya.

"Jungkook ... " tatapan Taehyung melembut. Mundur selangkah, semakin menciptakan jarak dari pria di depannya yang selalu dia rindukan. "Jika hubungan seperti itu yang kau inginkan, aku tidak bisa. Lebih baik berpura-puralah kita tidak saling mengenal satu sama lain. Aku juga akan berpura-pura tidak pernah berhubungan denganmu sebelumnya. Sakit sekalian daripada rasa perih yang menggerogoti perlahan-lahan, bukan?" Taehyung menghentikan kalimat sekedar menarik napas dalam-dalam kemudian mengembuskannya seraya menatap langit pagi biru cerah. "Untukmu memang bukan apa-apa. Untukmu memang bukan masalah besar ketika kita berjalan bersama, tertawa bersama, saling memperbaiki diri bersama. Tapi untukku, semua itu ibarat neraka. Jungkook, jika kau hanya mengenalku sekarang saja, sedangkan aku, sudah mengenalmu lebih dari apa yang kau bayangkan. Di sini ... " Taehyung menyentuh kepalanya, kemudian dadanya sendiri. "... dan di sini, telah merekam kuat kenangan bersamamu. Jadi sekali lagi, aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa. Maaf ... "

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang