9 : Lucky

6.6K 731 51
                                    

Ketika pertama kali membuka mata, yang pertama kali Jungkook lihat adalah atap putih kamar apartemennya. Lalu hal kedua adalah suara Seulgi yang mendesah lega di samping tempat tidur. Wanita itu tergopoh meraih gelas kaca berisi air putih dan menyodorkannya di depan bibir Jungkook dengan kedua alis bertaut.

Jungkook sedikit menekan keningnya, merasa pening luar biasa. Mengabaikan intensitas Seulgi yang malah membuatnya mual.

"Mau ku hubungi dokter?" tanyanya kemudian, meletakkan kembali gelas kaca di tempat semula.

Mendengar ocehan Seulgi malah membuat intensitas denyut sakit semakin bertambah berkali lipat. Jadi, Jungkook dengan suaranya yang berat dan dalam meminta dengan sangat agar wanita itu meninggalkannya seorang diri.

"Aku hanya khawatir, Jungkook-ah. Tidak apa-apa kalau kau tidak mengijinkanku masuk ke dalam kamarmu, tapi aku akan tetap berada di sini sampai kau benar-benar membaik."

"Terserahlah."

Karena rasa sakit yang sama masih menggunung di dalam dadanya. Perihal Kim Taehyung, yang mengetuk pusat rasa sakit yang buram di dasar hati.

Jungkook akan mencoba abai, dia akan mencoba tenang. Sedikit demi sedikit.

Sedang di balik pintu kamar yang sudah tertutup rapat itu, Kang Seulgi tak kuasa menahan tangisnya. Gadis itu berjalan tergopoh menuju sofa dan meringkuk di sana. Menyembunyikan luapan perih dengan pelukannya sendiri. Masih terbayang kejadian beberapa saat yang lalu, yang membuat dirinya menjadi sebegini jatuhnya.

Sebelum Jungkook siuman.

-----

"Taehyung---"

Taehyung sedikit oleng ketika membawa Jungkook yang berotot di bahunya. Berhasil membuka kunci yang dia hafal tanpa sengaja tempo hari. Hanya tanggal lahir Jungkook omong-omong, yang sudah berada di luar kepalanya. Tanpa berkata apapun, pria itu mengabaikan Seulgi dan segera membawa Jungkook ke dalam kamarnya.

Seperti seekor kucing kelaparan yang terus mengeong di bawah kaki manusia, Seulgi mengekori Taehyung dan tidak memberikan jarak. Beribu pertanyaan sudah terpampang jelas di dalam sinar matanya yang jernih.

Begitu Jungkook sudah diselimuti dengan nyaman, Seulgi, dengan setengah kasar menarik Taehyung agar keluar dari sana. Kemudian mengambil jarak yang cukup jauh dari kamar. Takut-takut Jungkook akan terganggu.

"Apa ini, Kim Taehyung? Apa yang kau lakukan?" semprotnya langsung.

Setelah menghela napas lelah, Taehyung menatap lekat-lekat gadis itu. Masih bisa dilihat butir keringat di ujung pelipis meskipun ruangan sangat sejuk.

"Menurutmu, apa yang aku lakukan, Kang? Aku meracuninya kemudian membawanya kemari untuk bercinta? Pikirkan sendiri baik-baik, siapa yang meninggalkannya di tengah Hongdae?"

"Aku kehilangan jejak Jungkook, asal kau tahu saja. Aku sudah mencarinya kemana-mana tapi dia menghilang. Lagipula, sangat mungkin jika kau mencari kesempatan untuk mendapatkannya kembali, kan?"

"Kau berbicara tentang kesempatan? Sebetulnya kesempatan itu kalian sendiri yang menciptakannya untukku, tidak perlu susah-susah mencari. Aku sidah muak sebenarnya. Aku sudah memberikan kalian banyak peluang, meminta kalian untuk ini, menyuruh kalian untuk itu. Tapi kalian malah fokus mencari-cari cara bagaimana agar aku menderita. Bagaimana agar aku kesakitan ketika melihat kalian bermesraan di depan mata. Kang Seulgi aku tahu semuanya ... aku mengerti jalan pikiranmu. Kau hanya ingin memamerkan hubunganmu kepadaku, bukan? Kepada semua orang bahwa sebenarnya kaulah yang lebih pantas bersama Jeon Jungkook dan bukan aku!"

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang