7 : Cold Morning

6.6K 744 51
                                    

Tengah malam, Taehyung tidak mampu menutupkan kedua matanya yang panas dan berdenyut. Mungkin sedikit bengkak akibat menangis terlalu keras tadi.

Sialan! Sialan sekali memang. Hanya Jungkook saja yang mampu membuatnya menjadi selemah ini. Seperti seorang gadis yang sedang patah hati. Yang hanya bisa menangis, meratap, kemudian putus asa.

Dengan gerakan cepat, dia segera membenahi beberapa barang dan memasukkannya kembali ke dalam ransel sekolahnya. Tidak lupa melepaskan seluruh pakaian milik Jungkook yang membungkus tubuhnya dengan hangat. Seragamnya yang lusuh terasa lebih nyaman ketimbang meminjam barang milik orang lain yang sudah menyakitinya.

Ketika dia berjalan di antara cahaya yang remang, juga kondisi apartemen yang sangat sepi, samar-samar dia bisa melihat seseorang tengah duduk di salah satu sofa. Diam seperti patung. Tapi Taehyung sadar kalau itu bukan Jungkook ataupun Nyonya Jeon. Dan hanya dalam hitungan detik saja kemudian dia mengerti.

"Kang Seulgi?"

Taehyung bukanlah seorang pria yang tidak peka atau membutuhkan banyak penjelasan panjang-lebar terlebih dahulu sebelum bertindak. Di sudah mengerti sebelum wanita itu repot-repot menyuruhnya mengisi sofa. Berbincang sedikit dengannya.

Sepi, seolah mengendalikan dan merajai waktu saat itu. Bahkan helaan napas masing-masing terdengar sangat jelas. Tidak ada yang mampu memulai, pada awalnya. Tapi Taehyung tidak ingin terlalu banyak mengulur waktu dan ingin segera hengkang dari sana dengan segera. Maka dia membuka mulut dengan kedua tangan bertaut di atas paha.

"Ada yang ingin kau katakan? Cepatlah. Waktuku tidak banyak."

Jeda beberapa saat. Suara napas Seulgi terdengar semakin cepat dan juga berat.

"Well yaa ... Aku berniat datang ke sini hanya untuk memastikan. Apa kau menepati janjimu atau bahkan mengingkarinya."

"Kau tau, tentang perjanjianku dengan Nyonya Jeon? Tidak terlalu mengejutkan tapi, benar-benar menyeramkan."

"Diam bodoh! Kau tidak berhak mengataiku seperti itu. Untuk sekarang kau bukan siapa-siapa Jungkook. Dia sudah melupakanmu jadi jangan sok sudah memiliki semuanya seperti dulu."

"Ooh?" Taehyung tersenyum, meringis kecil. "Sorry ... "

"Kenapa kau masih bebal, Taehyung? Jungkook sudah melupakanmu, dia sudah tidak menginginkanmu lagi. Kenapa kau tidak pergi jauh-jauh dari kehidupannya?"

"Aku ingin, tapi tidak bisa. Seharusnya, orang-orang kaya seperti kalianlah yang sebaiknya pergi. Gunakan uang kalian untuk mencari tempat baru dan memulai kehidupan baru yang lebih baik."

"Oh, aku lupa. Dasar miskin!"

"Sudah selesai? Aku akan pergi jika tidak ada yang akan kau katakan lagi."

"Jauhi Jungkook."

"Ya Tuhaan ... Tidakkah kau lihat bagaimana aku di sekolah? Siapa yang harus menjauhi siapa di sini? Aku sudah menjauhinya, aku sudah memberikan kau banyak peluang. Tapi, siapa yang bertanggung jawab jika pada akhirnya Jungkook kembali mencariku lagi? Sudah ku bilang dari awal, bawa Jungkook jauh-jauh dariku. Sayangnya tidak ada yang mau mendengar. Sudah begini, dengan mudahnya kalian mencari aku untuk di kambing hitamkan."

Taehyung sudah muak! Emosi yang sebelumnya tertanam rapi di dalam kepala kini meledak keluar. Wajahanya memanas begitu juga dengan hatinya. Dia segera beranjak dari sana. Meninggalkan Seulgi---berdua dengan Jungkook---di apartemen yang sama.

Persetan!

Semuanya sudah begini.

Semuanya sudah selesai!

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang