23 : Chance

4.1K 547 46
                                    

Bunyi sirine memecah keheningan malam yang hampir mencapai dini hari, saat tubuh Jungkook yang memeluk Nyonya Jeon di tarik oleh tim penyelamat ke tepi. Tim medis dengan sigap memberikan bantuan secepatnya. Menekan dada keduanya hanya agar air yang masuk ke dalam paru-paru dan menghambat saluran pernapasan bisa dikeluarkan. Butuh cukup waktu dalam ketegangan, hingga pada akhirnya Jungkook lebih dulu kembali, terbatuk-batuk beberapa kali dan tergolek lemah namun masih sempat memeriksa sekelilingnya meski dalam kesadaran yang menipis.

"Eomma," lirihnya. Dan begitu dia mampu meraih telapak tangan sang ibu yang berbaring tidak jauh darinya, digenggamnya dengan erat tangan kecil itu.

***

Pintu ruang UGD tertutup bersamaan dengan tubuh Nyonya Jeon yang masuk bersama banyak perawat. Kemudian pintu UGD yang lain pun tertutup saat tubuh Jungkook tenggelam di dalam ruangan putih itu. Seulgi, menangis dalam pelukan keluarganya. Wanita itu tentu saja sangat terkejut dengan kejadian mengerikan yang terjadi tepat di depan matanya sendiri.

Dia hanya kebetulan melewati jalan itu ketika melihat Nyonya Jeon berdiri layaknya patung di tepi jembatan sungai Han seorang diri. Dengan pandangan yang kosong, bahkan helaan napas yang tidak terdengar jelas, Seulgi mendadak merasakan firasat buruk dan segera menghubungi Jungkook dengan mental yang masih tertekan. Tidak terpikir untuk menghubungi polisi atau bantuan apapun selain dari Jungkook, yang terlintas begitu saja di dalam kepalanya.

Saat itu, dia tidak lebih dari seorang gadis yang menggigil ketakutan akibat dari rasa cemas yang berlebih. Sepasang kakinya terasa beku ketika seluruh tubuhnya dihempaskan oleh angin dingin yang menembus serat kain meski dari bahan yang cukup tebal.

~~~~~

"Bibi ... jangan begini. Tidak baik melakukan hal-hal yang di luar batas selama kita masih mempunyai jalan keluar yang lebih baik," dia berusaha menenangkan wanita itu dengan suara teramat lembut.

Jika saja dia punya cukup keberanian, Seulgi mungkin sudah menarik tubuh Nyonya Jeon dan menyeretnya untuk kembali. Namun ekspresi dingin, juga aura aneh yang keluar di sekitarnya, membuatnya urung.

Suara tawa yang dipenuhi dengan kesedihan terdengar, membuat bulu kuduknya meremang, yang diikuti dengan kalimat panjang yang tidak sanggup Seulgi atasi.

"Seulgi-ah, apa aku adalah ibu yang buruk untuk putraku? Bukankah selama ini yang sedang aku perjuangkan adalah kebahagiaan Jungkook juga? Aku hanya berharap bisa mengembalikan Jungkook menjadi normal kembali. Kemudian bisa memiliki masa depan yang penuh dengan kebahagiaan. Sebagai seorang ibu, kebahagiaannya adalah kebahagiaanku juga. Aku tidak pernah mengerti apa yang diinginkan anak itu selama ini. Hingga akhirnya dia berada dalam kesalahan dan kekeliuran yang sudah seharusnya kita luruskan kembali, yang seharusnya kita selamatkan dan sekaligus menunjukkan mana yang benar dan mana yang tidak. Tapi kenyataannya---" Nyonya Jeon memberi jeda, untuk menghembuskan napasnya yang sudah sesak di dada. "Tapi kenyatannya, apa yang aku lakukan selalu salah di mata Jungkook. Dia hanya putraku ... dia hanya putraku yang tersesat. Dan setiap aku mengulurkan tangan demi menolongnya, merelakan segala benci demi menariknya kembali, dia malah membuang muka dan menyakiti hatiku."

Suara isak lirih terdengar masuk ke dalam indera pendengar Seulgi, membuatnya tersentak dan mengernyit menahan rasa sakit yang menular juga di dalam hatinya.

Sekali lagi, Nyonya Jeon berkata dalam nada yang sama lirihnya seperti di awal.

"Kim Taehyung memanglah pemuda yang baik. Aku sama sekali tidak membencinya, terlepas dari siapa dia untuk Jungkook. Dia lahir dari keluarga baik-baik juga yang tidak seharusnya menjadi seperti ini. Dan aku, aku hanya berniat menata ulang masa depan mereka ke arah yang lebih baik. Bukan berniat memisahkan cinta yang mereka agung-agungkan itu semata hanya untuk kepuasan diriku sendiri. Jungkook masih anak kecil, begitu juga dengan Taehyung. Cinta yang mereka maksud tidak ada apa-apanya jika sudah merasakan cinta berkeluarga dan cinta kepada anaknya. Mereka seharusnya bisa merasakan hal seistimewa itu dalam hidup mereka. Sangat disayangkan jika harus berakhir tanpa keturunan, bukan? Sangat disayangkan ... sangat di sayangkan ... "

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang