21 : Kissing

6.8K 564 29
                                    

Warna merah jambu sepertinya melingkupi aura sekolah beberapa hari terakhir ini. Keramaian yang mereka abaikan. Jungkook dan Taehyung hanya fokus menikmati kebersamaan mereka terang-terangan, sama persis seperti dulu.

Jungkook yang membawa motor besarnya akan selalu ada Taehyung di boncengan, memeluk pinggangnya erat. Setelah itu, mereka akan berpegangan tangan di sepanjang lapangan menuju koridor utama, dengan senyum merekah dari keduanya yang membuat sinar pagi lebih terang dari biasanya. Menyilaukan banyak pasang mata, dan menularkan kebahagiaan ke semua orang.

Terkadang mereka akan berlarian di koridor dengan tawa terbahak tidak berujung, atau Jungkook yang menggendong Taehyung di punggung, atau tiba-tiba saja Jungkook akan mendorong Taehyung ke dinding lalu mengucapkan kata-kata manis yang diakhiri pelukan atau mencuri kecupan ringan. Bentuk kebahagiaan sederhana yang membuat siapapun iri.

Tempat duduk mereka pun kini bersisian. Setiap guru mata pelajaran tidak hadir, atau ada jeda waktu selama pergantian ke pelajaran selanjutnya, Jungkook akan menggeser kursinya agar lebih merapat ke arah Taehyung. Membicarakan banyak hal dengan diselingi tawa yang tidak pernah absen dari bibir mereka.

"Jungkook geli," Taehyung berujar tertahan, menahan tangan Jungkook yang bergerak meraba paha dengan kurang ajarnya. Wajahnya memerah, sesekali melihat situasi, takut siapapun kebetulan memperhatikan mereka. "Hentikan!"

"Ck!" Jungkook menjauhkan tangannya, bertumpu di atas meja, menarik buku paket yang terbuka di depan Taehyung dan melipat-lipatnya asal. "Kemarin Jimin mengganggu kita, aku kesal. Kapan si pendek itu pergi dari rumah?"

Taehyung merajut kedua alisnya, mulai kesal. Pasalnya, Jungkook sudah mengatakan hal yang sama berulang kali di sepanjang jalan dari rumah menuju sekolah pagi tadi. "Sudah ku bilang, Jimin hanya tinggal sebentar. Hanya mengurus ini-itu soal kepindahannya saja. Apa sih, yang kau pikirkan?"

"Tidak tahu! Aku hanya kesal."

"Kau kesal karena gagal menciumku waktu itu?"

Jungkook menghela napas panjang, lalu merebahkan kepalanya di antara lipatan kedua tangan di pinggiran meja. "Termasuk itu juga. Tapi Park Jimin itu ... dia bahkan terang-terangan menginvasimu sepanjang waktu."

Taehyung terlalu mengerti dengan kecemburuan kekasihnya kepada yang satu itu. Meskipun begitu, daripada kepada Jimin, tingkat kecemburuannya akan lebih tinggi lagi jika menyangkut Jung Hoseok.

"Kau juga menginvasiku sepanjang waktu di sekolah,"

"Eh eh eh ... apa kau mau bilang kalau di rumah itu bagian orang lain? Mau di sekolah atau dimanapun, kau tetap milikku!"

Suara Jungkook yang semakin naik oktaf membuat beberapa siswa yang duduk di dekat barisan terakhir menoleh refleks. Tapi toh, keduanya tetap tidak peduli dengan reaksi orang lain yang terang-terangan terganggu dengan interaksi mereka.

Taehyung memalingkan muka ke arah jendela. Langit pagi lebih segar ketimbang perdebatan kecil yang tidak ada ujungnya itu. Beberapa ekor burung terlihat berjejer di kabel-kabel listrik dan mencicit berisik. Meskipun begitu, suasana musim semi yang mulai datang terasa semakin menghangat.

Merasa diacuhkan oleh kekasihnya, Jungkook merengut tidak suka. Kepalanya berputar mencari-cari akal untuk mendapatkan perhatiannya kembali.

Ketika sekilas melihat langit, lalu angin sepoi berhembus menggoyangkan rambut kecoklatan Taehyung dan menebarkan harum manis yang membuatnya tersenyum semakin lebar, sebait lagi terlintas dalam bayangnya. Mungkin lagu kenangan atau lagu yang pernah dia sukai sebelumnya, entahlah.

~~~~~
🎵
Cuz nothing can ever,
Ever replace you.
Nothing can make me feel like you do,
You'd know there's no one,
I can relate to,
I know we won't find a love that's so true...

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang