14 : Ny. Jeon vs Ny. Kim

6.5K 672 14
                                    

Benturan bunyi cangkir dan piring berbahan kramik dengan design vintage berdenting halus. Sesekali aroma harum biskuit di pemanggangan membuat penciuman menghangat. Kucing belang tiga tengah bermain-main dengan ujung kain taplak meja berbahan katun halus di sudut ruangan. Asyik sendiri tanpa menghiraukan aktivitas majikannya di ruang tamu.

Nyonya Kim kembali mengaduk teh dalam cangkirnya, tersenyum.

"Jadi Nyonya, Anda ingin membahas tentang Jeon Jungkook dan Kim Taehyung, benar?"

Nyonya Jeon mendengus remeh di seberang meja, menatap malas wajah sang tuan rumah. Beruntung, bahwa wanita di depannya tidak bisa melihat. Jadi dia bisa bebas memakai ekspresi seperti apa pun juga.

"Ya, benar. Sudah saya peringatkan Taehyung untuk menjauhi putera saya. Tapi dia tetap saja bebal. Jadi tolong Nyonya, beritahu putera Anda untuk tidak mendekati Jungkook lagi."

Nyonya Kim tersenyum lagi, menyesap tehnya yang mulai menghangat lalu meletakkannya hati-hati di piring tatakan dengan tepat.

"Putera saya ... tahu yang terbaik," Nyonya Kim mulai membuka suara dengan nada selembut beledu. "Dan Jungkook pun tahu juga yang terbaik. Saya tidak bisa melarang mereka untuk melakukan apa pun yang menurut mereka baik, Nyonya. Sebagai orang tua, saya hanya bisa duduk di ruang tengah, menunggu mereka kembali dan menceritakan kegiatan mereka dengan lengkap. Saya hanya bertugas mengelus puncak kepala mereka, memeluk mereka, lalu memberikan kalimat penenang yang sekiranya mampu membuat mereka untuk bangkit lagi."

"Cih!" Nyonya Jeon membuang muka, merasa sangat sebal. "Langsung sajalah. Saya pribadi tidak terlalu setuju dengan hubungan sesama jenis. Saya menginginkan cucu, tolong mengerti sampai sana."

"Saya tahu. Saya juga, setidaknya menginginkan apa yang Anda inginkan Nyonya. Tapi, kebahagiaan Taehyung adalah prioritas utama. Tidak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya, saya hanya akan mendukung kebahagiaan semata untuk putera saya." Nyonya Kim menyandarkan punggungnya dengan nyaman, "Jika nanti, Taehyung memutuskan untuk menjauh dari Jungkook, saya akan menjadi orang nomor satu yang mendukungnya. Begitu pula sebaliknya. Jika dia mempertahankan Jungkook sampai nanti, saya pun akan menjadi orang pertama yang menyetujui mereka berdua. Tidak peduli---"

"Kebahagiaan apa maksud Anda, Nyonya? Tidak ada cinta di antara sesama jenis. Hanya ada napsu, napsu dan napsu! Jika menyangkut kebahagiaan, saya lebih tahu apa yang terbaik untuk Jungkook. Saya tahu apa yang dia butuhkan, saya tahu semuanya Nyonya. Jadi tolong, tolong nasihati putera Anda agar menjauhi Jungkook."

"Apa Anda yakin?"

Kedua alis Nyonya Jeon bertaut, "Apa maksud Anda?"

"Apa Anda yakin apa yang Anda lakukan akan membuat Jungkook bahagia?"

"A-apa yang---"

"Apa Jungkook pernah tersenyum seperti itu jika bersama Anda, Nyonya?"

Nyonya Jeon mengikuti arah telunjuk wanita di depannya ke arah dinding. Ke arah foto yang dicetak dengan ukuran besar yang digantung di sana. Ada Jungkook dan Taehyung di sisi kiri dan kanan Nyonya Kim yang duduk di tengah. Ketiganya tersenyum amat lebar.

Yang tidak pernah dilihat Nyonya Jeon sebelumnya.

Hatinya bergetar, sedikit. Terakhir kali dirinya melihat Jungkook tersenyum seperti itu adalah, ketika akhir sekolah menengah pertama. Saat Jungkook lulus dan Nyonya Jeon mengabulkan permintaan pemuda itu untuk melihat matahari terbenam bersama-sama.

Sudah sangat lama.

Namun dia terlampau gengsi sekedar mengakui. Wanita itu menengadahkan kepala, menantang segala kenyataan yang ada.

Mine #Memories of You (KOOKV) |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang