Empat pemburu muda rank-F berkumpul di guild pagi itu, bersiap untuk menjalankan misi pertama mereka, menangkap kelinci tanduk hidup-hidup. Mereka hanyalah anak-anak yang pada dasar pola pikirnya cuma bermain makan, tidur dan sedikit belajar, tapi mereka tidak seperti anak-anak pada umumnya.
Di negara ini, kerajaan Airylia yang mana berperan sebagai benteng terhadap sarang monster untuk negara lain, menjadi pemburu monster di usia muda sudah menjadi hal yang lumrah.
Saat orang tua mereka adalah pemburu atau prajurit ksatria kerajaan, mereka akan mengajarkan satu-satunya keahlian mereka kepada anak-anak mereka.
Jadi, kisah di mana seorang anak ingin menjadi pemburu, dan melakukan pekerjaan berbahaya seperti itu hanya karena ingin terlihat keren seperti orang tuanya sudah menjadi kisah yang biasa.
Karena itulah, agar anak-anak tidak menganggap pekerjaan sebagai pemburu hanyalah main-main belaka, orang dewasa berperan penting dalam membimbing keahlian mereka.
Disamping kesibukan orang tua mereka yang tidak punya waktu untuk mengajarkan anak-anak mereka perihal sebagai pemburu, maka dibuatlah sebuah tempat pelatihan khusus untuk menjadi pemburu.
Layaknya tempat kursus kecil yang berasal dari inisiatif beberapa mantan pemburu tua agar generasi muda dapat terlatih sebagai pemburu yang baik sebelum mereka melakukan pekerjaan pertama mereka sebagai pemburu.
Sebenarnya ada akademi yang mengajarkan tentang perburuan tapi letaknya jauh di luar kota. Oleh karena itu, untuk kota-kota yang berada di pelosok seperti kota Folance ini, tempat-tempat pelatihan kecil khusus pemburu adalah satu-satunya alternatif terdekat bagi mereka untuk meletakan anak-anak mereka, agar dilatih menjadi pemburu.
Dan, 3 pemburu muda yang akan mengerjakan misi bersamaku adalah anak-anak dari tempat pelatihan pemburu yang ada di kota Folance ini.
"Perkenalkan, namaku Adel aku adalah pemburu pemula rank-F umurku 7 tahun."
Setelah perkenalan singkat antar kami berempat aku pun mengetahui nama-nama mereka.
Yang pertama adalah Yopi anak laki-laki berotot berumur 11 tahun berwajah polos dengan sifat sederhana yang selalu santai dan mudah bergaul.
"Hoh... kau masih 7 tahun dan sudah menjadi pemburu? ... ok ayo kita tangkap kelinci tanduk sebanyak-banyaknya." katanya sambil menepuk pundakku.
Ia sama sekali tak mempermasalahkan perihal aku yang menjadi pemburu di bawah batas umur. Yah, aku bahkan ragu ia ingat peraturan itu.
"Yopiii... jangan terlalu dekat dengannya, tidak mungkin anak 7 tahun dapat menjadi pemburu papa sudah mengatakannya padaku batas umur untuk menjadi pemburu adalah 10 tahun, ia pasti sudah berbuat curang!." Sambil menarik tangan Yopi ia menatapku tidak senang.
Yang kedua ada Leni, gadis 10 tahun dengan rasa iri yang besar padaku, ia jenis perempuan yang agak merepotkan untuk ditangani. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana wataknya saat seusia kak Dola atau kak Nina nanti.
"Tidak masalahkan, karena kita akan menjalankan misi bersama Adel adalah temanku yang berarti teman kita." kata Yopi.
Untuk anak-anak yang mudah bergaul seperti Yopi ia masih terlalu polos dan naif.
Lalu, yang ketiga Valeria, gadis cantik imut 10 tahun berambut pirang cerah dan kulit putih serta telinga yang sedikit mencuat ke atas menunjukan rasnya sebagai half-elf.
"S-salam kenal, aku Valeria, mohon bantuannya."
Jelas, dia adalah gadis pemalu. Dengan sikap seperti itu, mungkin saja ia tidak terbiasa berbicara dengan orang lain, yang berarti ia tidak punya teman. Menurutku, untuk gadis polos dan pemalu seperti dirinya jika dibiarkan sendirian, mendapat tekanan dan dijauhi hanya karena ia berbeda dengan yang lain, pada akhirnya akan tersesat dalam jalannya dan menjadi tokoh penjahat yang merepotkan nantinya. Itu hanya perkiraanku berdasarkan jalan cerita novel yang kubaca di kehidupanku sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-live In Arlogia
Fantasy[Isekai] [Fantasy] [Magic] [Adventure] Seorang anak sma biasa yang tidak memiliki tujuan setelah kelulusannya. Akhirnya memutuskan untuk melakukan reinkarnasi untuk mendapatkan kehidupan kedua. dengan idenya ia membuat sebuah rencana luar biasa neka...