Hunter guild di sore hari, para pemburu keluar masuk pintu guild membawa lelah di wajah mereka. Berbeda dengan kami, setelah menyantap beberapa daging kelinci lezat sebelumnya rasa lelah sudah lama hilang. Mungkin yang tersisa hanya lelah karena berjalan kaki dari lokasi perburuan sampai ke guild.
“Kita sampai.”
Baru saja Yopi membuka pintu guild, kak Nina dari meja resepsionis langsung memerhatikan dan menyoraki kami.
“Ah, kamu semua? akhirnya pulang juga ... Dola sempat cemas tau.” Dan dia malah menuduh kak Dola yang duduk disampingnya.
“Nina pun juga!!” Tentu saja, Kak Dola tidak terima.
Jam pada panel perangkat Alpha juga menunjukan jam 6 sore.
Wajar saja mereka mencemaskan kami, karena sebentar lagi malam dan matahari juga akan terbenam. Saat malam hari aktivitas monster akan bertambah agresif. Hutan akan lebih berbahaya pada saat malam.
Malah akan tidak wajar kalau mereka tidak mencemaskan anak-anak seperti kami.
Ada beberapa pemburu tua yang tak kukenal, tapi wajahnya sudah tidak asing lagi karena sering bermain dan duduk-duduk di guild. Mereka juga memerhatikan kami dan mulai mengobrol diantara mereka. Sepertinya mereka membicarakan kami dan arah pembicaraannya mulai ke arah mengenang masa muda.
Beberapa kakak resepsionis yang tak kukenal juga sepertinya berpikiran sama dengan kak Dola dan kak Nina. Mungkin, karena tak banyak pemburu usia anak-anak seperti kami.
“Yo, semuanya ... bagaimana misi pertama kalian?”
Seorang pria dewasa berjenggot rapi lengkap dengan set perlengkapan pemburu dan armor kulit di atas bajunya serta sebilah great sword tergantung di punggungnya, datang menghampiri kami dengan senyuman lepas di wajahnya yang terasa agak familiar itu.
”Ayah?”
Oh, dia adalah ayahnya Yopi? pantas saja familiar, wajah mereka mirip.
“Mister Poli? kau juga sudah kembali, lebih cepat dari biasanya.” Ujar Kak Nina melihat ayahnya Yopi datang.
“Tidak terlalu sulit, monster-monster itu sudah menjadi lemah sejak kami temukan.” kata ayah Yopi tersebut.
Tentu saja, mereka sudah melarikan diri dari pembantaianku pada malam itu dan mungkin juga bertikai diantara mereka sendiri setelahnya. Monster-monster itu sudah pada kondisi lemahnya sejak di temukan para pemburu. Kau harusnya berterimakasih padaku pak tua!
“Master! wajahmu menjijikan.”
Alpha?
“Kak Alpha benar, master jadi jelek ketika sombong”
Kau pun juga mengejekku, Zoro?
“Itu kenyataan”
Ukh.
Sementara mereka bercerita sedikit antara ayahnya Yopi dengan yang lain, aku melakukan adu mulut dengan dua teman kecilku di dalam diriku. Yang satu di dalam bayangan yang satu di dalam kepala.
Setelah itu bersama dengan mister Poli kami menuju ke belakang, ke area gudang guild untuk menyerahkan hasil buruan dan menukarkannya dengan uang dan reward point. Disana sudah ada staf guild yang bertugas mengecek, menghitung dan menyimpas hasil buruan yang di bawa pemburu.
“10 kelinci tanduk, hidup tanpa ada luka. Sesuai ketentuan maka, 440 Natt dan 40 point.” Kata seorang staf guild perempuan yang bertugas sambil mencatat laporan di buku catatannya.
“Jadi masing-masing mendapat 110 Natt dan 10 point?” Lina yang terbukti lebih pandai berhitung diantara mereka bertiga menanyakan pendapatnya.
“Yap, itu benar.” Dan itu dibenarkan oleh kakak petugas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-live In Arlogia
Fantasia[Isekai] [Fantasy] [Magic] [Adventure] Seorang anak sma biasa yang tidak memiliki tujuan setelah kelulusannya. Akhirnya memutuskan untuk melakukan reinkarnasi untuk mendapatkan kehidupan kedua. dengan idenya ia membuat sebuah rencana luar biasa neka...