**
Entah sudah berapa lama, sejak hari itu.
Ketika ia pasrah dengan apa yang terjadi pada tubuhnya, ia berhasil keluar melarikan diri dan selamat dari bencana lenyap selamanya. Kesadaran dari apa yang di kenal sebagai Valeria, ingatannya, emosinya, kepribadiannya, jiwanya itu semua ia pertahankan meskipun tubuhnya sudah diambil alih.
Kesempatan itu muncul Cuma sekali, Ketika mereka lengah di tengah malam untuk sesaat ia mendapatkan kontrol atas tubuhnya sebentar dan memanfaatkan waktu yang sedikit untuk mentransfer jiwanya ke dalam senjata kesayangannya, lalu melemparnya sejauh mungkin.
Begitulah Valeria dapat selamat dari dihapus oleh Emilia.
Aku… harus bertahan, katanya dalam hati.
Mentransfer jiwanya sendiri kedalam staf sihir sama dengan menyegel jiwanya ke dalam benda mati dan hasilnya, tidak ada yang dapat ia lakukan. Ia perlu bantuan seseorang untuk membawanya dan mengalahkan Emilia sehingga ia dapat kembali ke tubuhnya dengan selamat.
Akan tetapi itu mustahil, karena ia tidak dapat melakukan apapun ia tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun.
Sejak saat itu, Valeria terkurung di dalam kegelapan menonton dunia luar dari balik lubang cahaya. Ia melihat visi dirinya sebagai staf sihir Rugo dan melakukan perjalanan pindah dari tangan ke tangan.
Saat seseorang memungutnya, membersihkannya dan meletakkannya di pajangan toko, Ia masih menonton. Dan juga saat seseorang membelinya, membawanya dalam perburuan dan membuangnya karena tidak berguna, ia juga menonton itu semua.
Tidak berguna? ya karena staf sihir Rugo adalah alat sihir untuk membantu aktifasi sihir dan hanya dapat digunakan oleh pemiliknya saja. Di tangan orang lain ia hanya tongkat besi biasa yang tidak tajam atau pun tumpul.
Ia dibuang dan dipungut berkali-kali sampai orang terakhir yang membawanya mati di hutan Feronian lalu dipungut lagi oleh monster.
Tuan Monster penyendiri, begitulah Valeria menyebutnya, Gorila bertanduk tiga itu.
Tidak seperti para pemburu yang memungutnya dan membuangnya berkali-kali. Valeria melihat mata monster itu saat memumungut dirinya seperti anak kecil yang mendapat mainan baru. Kesan Valeria akan monster sedikit berubah, monster dan hewan tak jauh berbeda.
Monster gorila itu membawanya ke sarangnya, pohon besar berbuah layaknya apel yang berukuran sepuluh kali dari apel biasa. Lubang di balik akar besar pohon itu adalah sarangnya. Disana ia digunakan bukan sebagai senjata tapi tongkat untuk mengambil Apel dari pohonya.
Setiap hari Gorila besar itu bertarung dengan monster lain dan terkadang juga pemburu menggunakan pedang besar dan tinjunya. Setelah selesai menghabisi lawannya gorila tanduk tiga itu akan kembali ke pohon apel besar dan mengambil apel menggunakan Valeria sebagai tongkat. Lalu ia duduk dan mengunyah apel besar sambil mengelus-elus tongkat dan pedang besar merasa senang karenanya.
Ia adalah monster penyendiri yang tinggal di bawah pohon apel besar. Seekor Gorila bertanduk tiga yang hidupnya tidak serakah dan sudah cukup senang Cuma dengan apel sebagai makanan sehari-harinya.
Untuk sesaat Valeria dapat kembali merasakan kehangatan dan ketenangan selama bersama monster Gorila. Walau begitu, Valeria tak berhenti berharap bahwa suatu hari, dia akan menyelamatkan dirinya.
**
Hukum yang berlaku di dalam hutan hanya satu, hukum rimba. Dimana yang terkuatlah yang menang. Tak ada bedanya hutan mana pun itu, selama isinya mahluk tak berakal selalu yang terpakai adalah hukum Rimba. Jauh di kedalaman Great Forest Feronian monster-monster saling bertarung, dengan cakar, gigi, ekor dan tinju mereka. Alasannya sangat sederhana, yakni untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-live In Arlogia
Fantasia[Isekai] [Fantasy] [Magic] [Adventure] Seorang anak sma biasa yang tidak memiliki tujuan setelah kelulusannya. Akhirnya memutuskan untuk melakukan reinkarnasi untuk mendapatkan kehidupan kedua. dengan idenya ia membuat sebuah rencana luar biasa neka...