Adellard... dengan arti keberanian yang tinggi, itulah namaku saat ini. Aku rasa itu memang cocok, untuk orang sepertiku yang sangat berani mencoba bunuh diri untuk berenkarnasi. Pemberani memang sangat cocok sebagai julukanku...
Berdiri di depan cermin besar aku mendapatkan sosok anak kecil tampan dengan rambut hitam mengkilap dan manik mata biru yang indah. Ini sungguh bukan mimpi, dewa Armil itu, benar-benar memberikanku reinkarnasi. Aku sangat ingin mengatakannya dan memberitahukannya pada dunia "Akhirnya aku berhasil mendapatkan kehidupan keduaku!!!"
Tapi tidak mungkin aku meneriakkannya, jadi aku akan menahannya.
Nah, sebenarnya aku baru saja mendapatkan ingatan kehidupannku sebelumnya beberapa hari yang lalu. Saat aku mendapatkannya bukan berarti aku melupakan diriku sebagai Adellard anak keluarga Magstain. Aku mengingatnya, Apa yang selama ini terjadi padaku, sejak aku dilhirkan ke dunia ini.
Oh, itu termasuk... aku masih mengingat bagaimana rasanya ASI dan bentuk dari punya si Liliard itu. Hanya satu tahun, aku benar-benar mendapatkan kasih sayang mereka, setelah itu tidak lagi... aku seperti dianggap berbeda. Apalagi setelah adik perempuanku lahir.
Aku tidak bisa menyangkalnya, kurasa aku memang seperti itu dulu. Pengecut, pendiam, manja... itu memang sifatku dulu waktu kecil, sebelum orang tuaku meninggal karena kecelakaan. Nah, itu adalah tentang kehidupanku sebelumnya.
Sekarang adalah saatnya untuk memulai hidup baru. Aku tidak akan membenci mereka, Liliard dan Varlort, aku berterimakasih... karena telah melahirkanku ke dunia ini.
Lalu bagaimana aku bisa sampai disini, bagaimana ingatanku dan kepribadian lamaku kembali?
Ada banyak yang telah terjadi, dan dari sekian banyak yang paling ekstrem itu adalah kejadian setelah aku mengukur kekuatan sihirku di institusi sihir. Entah kenapa rasanya itu adalah yang paling tidak bisa aku lupakan, aku tidak akan membencinya dan aku tidak akan dendam dari itu semua tapi aku juga tidak akan berterimakasih apalagi menyenanginya, perasaan itu hanyalah aneh.
**
Tepat setelah kembali dari institusi sihir, aku mendapatkan amarah besar dari Liliard dan Varlort. Liliard adalah ibuku, dan Varlort adalah ayahku, karena sudah diputuskan bahwa aku bukan lagi anak mereka, maka aku bebas untuk hanya memanggil mereka dengan nama. Aku pikir itu baik-baik saja, bukan?
Malam itu, aku dipanggil ke ruangan kerja Varlort, dan mendapatkan Liliard juga berada disana. Perasaanku saat itu adalah takut dan rasa bersalah yang sangat besar. Varlort memulai dengan melemparkan sihir angin padaku, sehingga aku terbentur ke dinding dan mulai meneteskan air mata.
Setelah itu mereka mulai meneriakkan makian dan hinaan, padaku... anak mereka sendiri.
Beberapa kata-kata mereka yang masih kuingat.
"Dasar Bodoh keterlaluan!"
"Pengecut! Bodoh! Lemah!"
"#####!"
Dan beberapa makian yang lebih kotor lagi. Mengejutkan, mereka mengatakannya tepat di depan mataku. Saat aku mengingatnya aku berpikir, apa mereka berdua benar-benar normal? Mereka seperti tidak waras bagiku, untuk memaki anak kecil yang tidak tau apa-apa.
"Kau tidak cocok menyandang nama itu."
"Mahluk apa kau! bagaimana mungkin ada manusia yang tak memiliki sihir!?"
"Aku tidak percaya Aku sudah melahirakanmu."
"Binatang!"
Lalu mereka mulai meragukanku sebagai manusia, dan lagi binatang? Apa mereka sudah buta? Apakah memang seperti ini logika di dunia ini? Atau memang mereka saja yang tidak waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-live In Arlogia
Fantasy[Isekai] [Fantasy] [Magic] [Adventure] Seorang anak sma biasa yang tidak memiliki tujuan setelah kelulusannya. Akhirnya memutuskan untuk melakukan reinkarnasi untuk mendapatkan kehidupan kedua. dengan idenya ia membuat sebuah rencana luar biasa neka...