Bab 3 : For the begin

3.9K 296 79
                                    


Telah lahir seorang anak pertama dari keluarga Magstain, keluarga penyihir kerajaan yang juga adalah bangsawan kelas atas di kerajaan yang bernama Airylia.

Ia adalah seorang anak laki-laki manis dengan rambut hitam dan mata birunya yang indah. Tertawa dan tersenyum dengan manisnya, di atas tangan pengasuhnya sambil melihat dunia.

Putra dari seorang ayah dengan rambut merah bermata biru dan ibu dengan rambut pirang dan mata emasnya, adalah anak yang pemalu dan pendiam sejak lahirnya. Semua bayi yang lahir suara pertama mereka biasanya adalah tangisan.

Namun ia berbeda, ia tak menangis melainkan hanya diam hampir tak bersuara, sampai sebuah suara teriakan dari bayi itu meletus, ia kembali diam dan tertidur.

Apakah itu normal? Mungkin jika ini bukan di Arlogia mereka akan berpikir itu tidak normal. Namun ini adalah Arlogia dan ini adalah dunia sihir. Hal kecil seperti teriakan bayi yang seharusnya adalah tangisan, bisa saja dianggap nomal.

Normal hanya untuk hari itu. Bayi yang benar-benar pendiam sampai membuat dirinya tak lagi menarik untuk diajak bermain. Bayi yang suram dengan rambut hitam yang menjadi perbedaan dan warna hitam yang menambah suasana suram di sekitarnya, yang mana membuat orang-orang mulai mengacuhkan dirinya, bahkan sampai ibunya sendiri pun bosan.

Dan, waktu berlalu dengan cepat. Anak yang tadinya masih bayi sekarang sudah menginjak umur dua tahun. Di umur itu, ia pun menjadi seorang kakak laki-laki dari adik perempuan manis berambut pirang.

Berkebalikan dengan suasana suram yang selalu ia tampilkan, adik perempuannya adalah periang yang menghangatkan hati kedua orang tuanya, bahkan juga untuk dirinya. Dengan sifat yang berkebalikan itu dan juga penampilan rambut hitamnya yang berbeda jauh dari ayah ibu serta adiknya, ia pun mulai dibeda-bedakan dan direndahkan oleh orang tuanya sendiri.

Adiknya yang periang dan cerdas itu telah menarik perhatian semua orang lebih hanya untuknya. Hanya ia yang dicintai, hanya ia yang disadari oleh mereka orang tuanya, yang tertawa melihat anak perempuanya menari.

Sementara itu anak laki-laki itu semakin dilupakan dan semakin diacuhkan oleh orang lain.

Meski pun ia mulai diacuhkan bukan hanya oleh orang tuanya tapi juga para pelayan, bukan berarti ia tidak punya orang yang peduli padanya. Meskipun ia terlihat suram sebenarnya ia tidak suram. Ia hanya pendiam karena semua perbedaan.

Beruntunnya dirinya, masih ada beberapa orang yang memedulikannya, seorang pelayan sekaligus pengasuh yang telah merawatnya sejak bayi, yang memasakkannya makanan untuk di makan, yang membawanya keliling berjalan-jalan dan yang meminjamkan tangannya sebagai pangkuan. Seorang yang menyayanginya, itulah yang ia rindukan.

Hanya itu yang dapat membuatnya tertawa sambil memandang dunia.

**

Diusianya yang ke-5, akhirnya tiba waktunya baginya untuk pembabtisan sekaligus pengukuran sihir yang dimilikinya. Ia akan diklaim sebagai bangsawan keturunan keluarga penyihir jika ia memiliki tingkat sihir yang tinggi diatas standar, dan bakat sihir yang tinggi.

"Ibu... apakah sekarang adalah waktunya?." Tanya anak laki-laki itu.

"Benar, hari ini kau akan ke gereja untuk untuk pembabtisan, lalu ke institusi sihir kerajaan untuk melakukan pengukuran energi sihir." Jawab ibundanya spontan, dengan wajah bosan.

Anak laki-laki itu sedikit gemetar sambil meremas kedua tangannya dan menundukan kepalanya,
"Aku gugup." Katanya.

"Hentikan itu! berapa kali aku sudah mengatakan padamu, kau harus ubah sikapmu! kau harus percaya diri!" jawaban ibunya adalah sebuah peringatan yang terdengar seperti ia benar-benar sudah bosan mengucapkannya.

Re-live In ArlogiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang