Tak banyak yang berubah setelah 6 tahun selain wajah-wajah baru yang terasa asing.
Setelah Adel menyelesaikan sinkronisasi penggabungan tubuh dengan Nero untuk penyamaran, mereka pergi ke kota untuk bertemu Ernha dan Moris.
Adel masih ingat ruko yang ia pilihkan untuk mereka berdua di kota dan ke sanalah ia akan pergi berharap melihat wajah Ernha yang bersemangat sebagai penjual lalu Adel akan berpura-pura sebagai pembeli untuk berbicara dengan mereka.
"Kira-kira apa yang mereka jual ya... apakah itu roti? Atau cemilan-cemilan, uh... aku pengen merasakan kembali masakan Ernha." Kata Adel sambil berjalan dengan semangat.
"Yay, yay... makanan... Nero juga mau..."
Alpha tersenyum melihat masternya yang sedang senang begitu pun juga dengan Nero yang tertarik setelah mendengar masternya mengatakan makanan. Adel berjalan pelan dengan senyuman di wajahnya.
"Ada apa dengan suasana suram ini?" gumam Adel sambil melihat sekelilingnya.
Disana adalah jalanan sepi, hanya beberapa toko saja yang buka dan beberapa bangunan kosong ada yang sudah rapuh dan dibiarkan terbengkalai begitu saja.
Tak banyak yang berlalu lalang di jalan, dan toko-toko yang buka beberapa hanyalah bengkel tukang, tempat bar, dan toko sepi yang jarang ada pengunjungnya.
Di salah satu barisan toko ada ruko yang tertutup yang lumayan besar dengan papan nama bertuliskan tulisan yang sudah buram sehingga sulit untuk di baca.
Adel membeku, berdiri terdiam di depan ruko tersebut.
"Seharusnya ... disini, kan?" Kata Adel dengan rasa tertekan.
Ruko tersebut adalah bangunan dua lantai dengan lantai satu sebagai toko tempat berjualan dan lantai dua sebagai tempat tinggal pemilik.
"Seharusnya disini kan? Aku tidak salah kan? Ini tempatnya, ruko yang kubeli 30 tahun yang lalu!" kata Adel semakin meninggi "Alpha, aku BENAR kan!?"
"Master tidak salah sama sekali." Jawab Alpha gugup.
"Lalu kenapa? Tidak ada orang sama sekali?" Ekspresi Adel penuh tanya.
Debu kotoran yang menutupi lantai di depan pintu kayunya itu menunjukan sudah sangat lama sejak terakhir kali seseorang melewati pintu tersebut, toko ini sudah tutup lama sekali. Adel merasa sangat tertekan hanya untuk menghadapi fakta itu serta tak ada siapa-siapa di sana.
Sebelumnya ia telah membayangkan, akan bertemu dengan Ernha dan senyum hangat yang selalu ia tunjukan padanya sejak kecil. Tapi sekarang, bayangan itu sirna Ernha tidak ada di sana dan toko itu sudah tutup sejak lama.
Adel terjatuh berlutut menatap lantai penuh debu itu, sambil menahan satu tetes air mata kerinduan yang jatuh.
Sosok yang sangat berharga baginya di dunia ini, ia ingin bertemu setelah tiga puluh tahun terpisah. Tidak apa-apa meskipun ia tidak akan mengenal dirinya asalkan ia dapat melihatnya bahwa sosok itu masih baik-baik saja.
Ia menangis, Adel menangis, air matanya menetes membahi lantai kotor berdebu. Sementara di alam pikiran, Alpha membisu sambil menahan Nero dengan tangannya untuk tidak bicara dan membiarkan master mereka sendiri untuk beberapa saat.
"Ernha ... kamu dimana?"
***
Satu jam lamanya, Adel terduduk diam di depan pintu kayu ruko yang dulunya ia pilihkan untuk Ernha dan Moris. Memandang jalanan sepi terhanyut dalam lamunannya yang tak menentu, tanpa gangguan suara Alpha dan Nero.
Alpha sangat tau sekali tentang masternya, itu karena ia memiliki rekaman semua ingatan masternya. Hal yang sama pernah terjadi dulu. Itu terekam jelas di dalam ingatan Adel, dirinya sebelum menjadi Adel, saat masih kecil di dunia modern sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-live In Arlogia
Fantasy[Isekai] [Fantasy] [Magic] [Adventure] Seorang anak sma biasa yang tidak memiliki tujuan setelah kelulusannya. Akhirnya memutuskan untuk melakukan reinkarnasi untuk mendapatkan kehidupan kedua. dengan idenya ia membuat sebuah rencana luar biasa neka...