POV 3
*****
Dunia Arlogia itu, dipenuhi oleh berbagai ras suku dan agama. Dari sekian banyaknya ras yang ada di sana, tidak ada yang namanya ras iblis di Arlogia.
Kenapa? Karena di Arlogia iblis itu bukanlah ras melainkan sebutan untuk sosok menakutkan yang di luar nalar.
Jika ada yang berpikiran tentang ras demon, mereka bukan iblis, mereka hanya nama yang di berikan dewa penciptaan yang terobsesi dengan bahasa inggris.
Nah, dalam hal ini, Adel berhasil meraih sebutan iblis dari para penonton yang telah menyaksikan bagaimana ia menghancurkan Geiro yang sebelumnya telah mereka prediksi akan menang.
Menghancurkan bukan sembarang mengalahkan dalam pertarungan sampai tumbang, tapi benar-benar membuatnya hancur hingga menjadi daging-daging keras yang tercerai berai.
Ya, Adel telah menjadi sosok iblis di dalam mata dan hati mereka.
"Siapa yang bilang tadi aku akan kalah?"
Colloseum itu benar-benar tanpa suara karena semua orang terdiam dalam rasa kaget mereka, sampai suara iblis itu menggema dan bertanya pada mereka semua.
Ada tekanan yang sangat berat di udara meski Adel hanya mengeluarkan sedikit saja keseriusan dalam pertanyaannya. Meski orang yang menggunakannya sendiri tidak menyadari, apa yang dipancarkan dari tubuhnya saat ini adalah Aura raja iblis.
Semua penonton merasakan itu, sampai-sampai mereka tidak berani melihat Adel walau dari jauh sekalipun dan hanya bisa duduk menempel di kursi mereka menyembunyikan rasa takut gemetar dengan melihat jari kaki mereka sendiri.
"Jadi tidak ada yang mau menjawab ya..."
Mendengar kalimat rasa kecewa itu mereka menjadi semakin takut akan apa yang Adel lakukan selanjutnya. Pembawa acara yang hampir bocor bagian bawahnya merasa hanya ia yang bisa meladeni iblis ini dalam situasi ini, jadi ia mendekat.
"Eee... ."
Ia mendekat tanpa membawa alat pengeras suara yang sebelumnya ia gunakan dan berbicara dengan Normal.
Tapi sebenarnya Adel tidak begitu peduli akan apa yang dipikirkan orang lain. Sebenarnya ia hanya berusaha menyenangkan Nero, yang sangat terkagum-kagum dengan wujud iblis Adel dan bagaimana ia membuat semua orang takut.
"Tuan keren, keren, keren."
Itu yang dikatakan Nero dalam wujud naga kecil transparan yang terbang di sekitar kepala iblis Adel.
Yak, jadi Adel benar-benar mengacuhkan pembawa acara itu.
Sekarang, satu-satunya keperluan yang harus ia selesaikan sebelum meninggalkan Colloseum ini adalah berbicara dengan perempuan yang memanggilnya dari dunia Abbys.
"Master, apa kau ingin aku menunjukan statusnya? Perempuan itu... cukup sesuatu, maksudku ia semacam..."
"Tidak perlu, Alpha tutup saja untuk saat ini. Aku tidak ingin menambah sesorang di hatiku terlepas dari rasa terimakasihku yang besar ini. Aku ingin menyelesaikannya sekarang dan melupakan summoner muda ini lalu bertemu kembali dengan teman-teman lama kita."
"Baiklah, kalau memang itu yang kau inginkan master. Hm... bilang saja, kau Cuma ingin Valeria dan Nerhy dan tidak ingin ada orang asing lagi yang mengisi hatimu." Kata Alpha "Yak, meskipun itu mereka berdua, tidak ada yang lebih dekat darimu selain aku, masterku."
"Alpha... diamlah."
Perbicangan itu terjadi di alam pikiran mereka berdua, yang terlihat saat ini adalah iblis itu berjalan mendekati Mage Summonernya, lalu berlutut sampai kedua mata mereka bertemu dan saling tatap menatap terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re-live In Arlogia
Fantasia[Isekai] [Fantasy] [Magic] [Adventure] Seorang anak sma biasa yang tidak memiliki tujuan setelah kelulusannya. Akhirnya memutuskan untuk melakukan reinkarnasi untuk mendapatkan kehidupan kedua. dengan idenya ia membuat sebuah rencana luar biasa neka...