38 : Senja

835 62 0
                                    

Seperti senja, senja yang selalu indah di saat-saat akan berganti dengan malam.
-DearHujan-

##

Pukul 15.00 bel pulang sekolah berbunyi, hari ini Raffa dan Ryola sudah membuat janji akan pergi jalan-jalan sepulang sekolah. Raffa menunggu Ryola di parkiran, dan tak lama kemudian terlihat Ryola melambaikan tangan pada Raffa dengan senyum yang menjadi candunya.

Ryola menghampiri Raffa yang segera membukakan pintu mobil untuknya, Raffa kemudian memutar dari depan dan duduk di kursi kemudi.

Ryola sengaja menaruh tas sekolahnya di kursi belakang begitupun Raffa.

"Kita mau ke mana, Raffa?" tanya gadis itu.

"Jalan-jalan aja sih, hehehe rindu tau." Ryola tertawa mendengar gombalan receh Raffa.

"Harus banget ya sekarang? Gerah tau nggak ganti baju kayak gini."

"Ck! Manja banget sih, ntar juga adem sendiri." Raffa berujar seraya menaikturunkan alisnya.

"Lah terus, kenapa pake acara bawa mobil segala, nggak bisa motor aja apa?"

"Jam segini masih panas banget, sayang. Kalo pake motor ntar kita bisa gosong loh."

Ryola mencibir halus namun tak bisa dipungkiri pipinya menghangat saat Raffa memanggilnya sayang. Seingat Ryola itu adalah pertama kalinya.

"Dasar manja," sindir Ryola.

"Biarin, yang penting ganteng."

Kemudian obrolan-obrolan ringan pencair suasana pun berlanjut hingga mereka tak henti tertawa, Ryola sadar bahwa hanya bersama Raffa ia bisa merasakan sebebas itu, sedamai itu, dan sebahagia itu.

##

Mereka tiba di PIM dan segera meluncur untuk mencari pengganjal perut. Seusai makan, Raffa mengajak Ryola melihat-lihat pernak-pernik couple yang imut di sebuah toko aksesoris dan barang-barang antik di sekitaran pasar lama.

Di toko aksesoris, mereka membeli sepasang gelang hitam sederhana yang merupakan rangkaian dari dua tali kecil dan sebuah huruf kecil dari perak yang menunjukan inisial nama mereka yaitu 'R'. Meski terlihat begitu sederhana namun Ryola sangat bahagia akan hal itu. Karena itu adalah barang pertamanya yang sama dengan milik Raffa.

Kemudian mereka menuju toko barang antik yang berada di ujung pasar, Raffa sengaja ingin ke situ karena ia ingin sekali membelikan hadiah untuk Ryola. Raffa sangat sering kesitu saat Ryola masih di Negaranya dahulu, pemilik toko itu adalah seorang kakek tua yang hanya tinggal sebatang kara. Raffa lupa darimana ia mengenal pria tua itu, kakek yang sering dipanggil Tok Man itu sangat ramah padanya dan acap kali memberinya kata-kata motivasi agar ia berhenti galau dengan kejadian-kejadian di masa lalunya.

"Ini di mana, Raffa?" Ryola memandangi ke sekitar toko kecil itu, toko itu memang terlihat sangat terasing karena dipisahkan oleh beberapa toko tua yang sudah kosong, daun-daun kering juga berserakan di jalanan. Ryola terpesona melihat tempat itu dan bukannya bergidik ngeri.

"Ini toko barang antik."

"Elah, kalo itu aku juga udah tau, tuh ada tulisannya," kata Ryola seraya menunjuk pintu masuk yang tertera nama toko tersebut, Toko barang antik Tok Man.

Dear, Hujan [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang