39 : Tamu Tak Terduga

804 61 2
                                    

Aku paham, bahwa semua orang pasti akan pergi meski telah berjanji berulang kali, tapi khusus dirimu, bisakah tetap di sini?
-DearHujan-

##

Pagi ini, seperti biasanya Jo Hyun mengantar Ryola ke sekolah sebelum ia berangkat menuju kantor milik papa Ryola karena Jo Hyun sudah dipercaya untuk mengurus perusahaan tersebut sampai Ryola sudah cukup mampu meng-handle-nya sendiri.

Sejujurnya, Ryola cukup kesal pada Jo Hyun yang mengantarnya ke sekolah karena pria itu selalu mencari kesempatan untuk tebar pesona.

Seperti saat ini, Ryola sudah beberapa kali memutar bola mata malas, apa harus Jo Hyun mengantarnya sampai ke gerbang koridor utama seperti ini sedangkan mobilnya dibiarkan terparkir di gerbang depan? Yaa, tentu saja karena Jo Hyun sedang melakukan aksinya. Sekarang pria itu sedang berdiri di hadapan Ryola mengucapkan beberapa nasihat agar Ryola semangat belajar lalu mengelus lembut puncak kepala Ryola dan berlalu pergi.

Tapi, entah hanya anggapan Ryola saja kalau Jo Hyun ingin tebar pesona atau memang karena Jo Hyun peduli padanya. Pria itu terlihat melangkah cepat menuju mobilnya dengan satu tangan yang tertanam di saku celana bahan yang terlihat licin. Sungguh sosok pria idaman memang kalau dipikir-pikir karena penampilannya dengan jas kerja dan sepatu mengilap, terlebih kulit putih bersihnya yang seolah bercahaya tentu tidak wajar untuk seorang pria di Indonesia. Oleh sebab itu Jo Hyun terlihat berbeda dan selalu bisa menarik perhatian cewek-cewek yang berpapasan dengannya.

"Ngelamunin gue ya?" tegur sebuah suara membuat lamunan Ryola jatuh ke lantai porselen koridor dan hancur berkeping-keping. Baik, itu terlalu dramatis.

"Apaan sih ge-er," balas Ryola menanggapi celetukan Raffa.

"Makasih udah ngelamunin gue, kuy masuk, keburu bel." Raffa segera menggenggam tangan Ryola dan mereka pun menuju kelas. Meski di kelas dua belas ini mereka masih berada di kelas yang berbeda namun kelas mereka tetap bertetangga seperti biasa.

##

Ryola melirik malas pada jam dinding ruang tv. Pukul 8.58 P.M, Ryola menghela napas, hari ini terasa membosankan karena sepulang sekolah Ryola tidak ke mana-mana. Dan ia bahkan hanya bertemu Raffa tadi pagi selebihnya Raffa tidak memunculkan batang hidungnya. Pasti anak itu membolos. Dasar! Padahal sudah kelas dua belas dan proses belajar baru saja aktif.

Jo Hyun datang dengan pakaian santainya dan segelas susu cokelat hangat, di luar sedang hujan deras membuat Ryola ikut tergiur dengan cokelat hangat itu.

"Bagi dong," pintanya.

"Buat saja sendiri." Jo Hyun memeletkan lidahnya kemudian meminum cokelat itu dengan gerakan slow motion-nya untuk menggoda Ryola.

Dasar pria itu! Sangat menjengkelkan.

Gadis itu mencebik lalu mengambil ponselnya. Matanya menatap intens satu persatu kontak yang ada di ponselnya. Dan ketemu.

Boipren

Me :
Ekhem, khem, cek sound tu wa ga suara dicoba

Ryola terkikik geli melihat isi pesannya untuk Raffa, menunggu beberapa menit barulah terlihat bahwa Raffa sedang mengetik. Mereka berbalas-balas pesan hingga setengah jam berlalu. Sesekali Ryola tertawa ngakak dengan lelucon receh Raffa membuat Jo Hyun harus mengelus dada beberapa kali untuk menstabilkan jantungnya yang terkaget-kaget.

Dear, Hujan [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang