Terkadang, dia yang peduli belum tentu mencintai. Dia yang selalu hadir belum tentu akan terus menemani. Dan, dia yang selalu mendengarkan belum tentu mengerti.
-DearHujan-##
"Ini bahaya banget, Glenn!" seru Vanessa dengan kedua tangan yang ditangkupkan di pipinya.
"...."
Glenn masih diam memerhatikan gerak-gerik Vanessa di hadapannya, mereka sedang berada di lapangan basket kompleks seperti biasa, malam itu Vanessa masih dengan piyamanya buru-buru menghampiri Glenn untuk menceritakan segala hal tentang Raffa padanya. Tentang Raffa yang sore itu mengecup bibirnya lagi dan membuat jantungnya mendadak memompa drastis.
"Gimana kalo aku mulai suka sama Raffa? Gimana, Glenn?"
"Enggak!" pekik Glenn tiba-tiba, Vanessa terlonjak kaget.
"Santai dikit bisa kalik," sindir Vanessa.
Glenn terlihat mengeram, buku-buku jarinya memutih, nafasnya memburu, bahkan matanya terlihat sedikit memerah.
"Glenn, kenapa?"
"Enggak! Lo nggak boleh suka apalagi sampe sayang sama Raffa! Pokoknya itu nggak boleh terjadi!" tukas Glenn terlihat marah.
"Dia pacar aku, Glenn. Ya wajar aja kalo aku suka sama dia 'kan?"
"Jangan, Ness! Gue, gue nggak mau lo sakit hati akhirnya." Glenn mencengkram pundak Vanessa dan menatap dalam matanya. Seketika Vanessa merasa deja vu dengan manik mata hitam kelam milik Glenn. Di mana ia pernah melihat iris itu?
"Ness, lo denger gue nggak sih?" Seketika lamunan Vanessa buyar. Dan fokusnya kembali pada Glenn.
"I-iya? Lo ngomong apa tadi?"
"Ness, gue udah ingetin lo sampe berkali-kali. Jauhin Raffa! Tarik hati lo lagi dan lo nggak perlu berhubungan lagi sama dia! Lo paham?!"
Vanessa mengerutkan dahinya, "tapi ini nggak adil, Glenn! Kamu nggak bisa ngatur perasaan aku seenaknya!" Vanessa meninggikan suaranya.
Malam itu Vanessa begitu membenci keadaan, ia bangkit dan pergi meninggalkan Glenn dengan amarah yang jelas di rautnya.
"Ness! Nessa! Ness!" teriak Glenn.
"Aaarrgh!!!" erang-nya lagi mengacak rambutnya sendiri.
##
Malam itu, dengan rasa kesal dan sedih Vanessa meraih diary kecilnya. Vanessa begitu kecewa pada Glenn, Glenn adalah satu-satunya sahabat Vanessa yang mengetahui segalanya tentang dirinya. Tapi mengapa Glenn tidak bisa memahami perasaan Vanessa, sejujurnya Vanessa merasa ada yang aneh dengan sosok Glenn. Glenn adalah sahabatnya namun Vanessa tidak tahu apapun tentang Glenn bahkan tempat tinggalnya. Vanessa hanya bisa menumpahkan isi hatinya pada diary itu dengan sejuta emosi yang terpendam.
Terdengar suara ketukan pintu dan panggilan Ken di sana. Gadis itu segera menutup diary-nya dan menyuruh Ken masuk.
"Tadi, abang Raffa kesini nyariin kakak," katanya dengan komuk datar kebiasaannya.
"Hah?! Kok dia nggak ngabarin aku, jam berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Hujan [COMPLETE]
Novela JuvenilStory by: vitisme Cover by: vitisme [Teenfiction/End] PART LENGKAP, REVISI BERJALAN Teruntuk dia, Tokoh utama dari kisah retaknya hatiku. Berkisah tentang sesosok gadis remaja yang melupakan seluruh memori penting dalam hidupnya, ia dihadapkan denga...