42 : Album R&R

829 59 9
                                    

Percaya atau tidak, aku selalu tersenyum dan bersyukur kau pernah hadir dalam hidupku.
-DearHujan-

##

"Kalo aku pergi, akan kamu ingat sebagai apa?"

Kalimat itulah yang terus terngiang memenuhi ruang pemikiran Ryola saat ini.

Entah mengapa hatinya gusar, pikirannya tidak mau berdamai. Malam ini Ryola ditemani hujan, ia duduk dan merapatkan kaki di balkon kamarnya. Seperti biasa, satu buku kecil media penampung isi hatinya juga ikut hadir di situ.

Segala macam firasat muncul dibenaknya. Entah karena terlalu banyak menonton film romantis atau membaca novel-novel percintaan remaja, pikiran Ryola jadi melayang pada adegan-adegan dramatis di mana si cowo ternyata mengidap penyakit parah yang sengaja dirahasiakannya dari si cewe dan pada akhirnya si cowo meninggal.

Ryola segera menggeleng mencoba mengenyahkan pikiran konyolnya. Ryola melirik ponselnya saat ada satu notifikasi masuk. Dari Raffa.

Boipren : besok ke rumah, mau tunjukin sesuatu sama kamu:)

Ryola membalasnya dengan senang hati, besok hari minggu. Ia akan meminta Jo Hyun mengantarnya ke rumah Raffa. Ia rindu pada daddy dan mommy, ya mereka sudah sempat bertemu dan sudah pasti Daffa dan Raffa telah memberitahu orangtua mereka mengenai Ryola.

##

Di sisi lain, Raffa dan Daffa sedang duduk santai di ruang tv, mereka menonton dalam diam sesekali menyeruput kopi hangat masing-masing.

Raffa sesekali membalas pesan dari Ryola. Besok ia akan menunjukan sesuatu pada Ryola. Ia tersenyum tipis sesekali.

"Kenapa?" tanya Daffa tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangan dari tv.

Raffa menaruh ponselnya. "Apanya?"

"Kenapa tadi sore lo nanya gitu?"

Raffa paham ke mana arah pembicaraannya. Apa yang harus ia jawab? Bahkan ia sendiri saja tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba merasa ingin menanyakan hal itu.

"Nggak tau, iseng aja sih," balasnya singkat.

Daffa tidak memperpanjang lagi, akhir-akhir ini Raffa terlalu berbeda. Ia seperti sedang mencoba mengukir sejarah agar dirinya tidak akan dilupakan di masa mendatang. Ada apa dengan Raffa sebenarnya? Daffa bukanlah orang yang peka terhadap perubahan seseorang namun Raffa adalah sebuah pengecualian. Mungkin karena hubungan saudara kembar membuatnya selalu peka bahkan terhadap hal kecil yang berbeda pada Raffa.

"Besok Ryola ke sini, Daf."

Daffa mengangkat pandangannya dan menaikan sebelah alisnya pada Raffa. Raffa mengerti bahwa Daffa seolah berkata, ya terus?

"Maksud gue ..., makasih buat foto-foto hasil jepretan lo itu. Gue mau liatin itu semua sama Ryola besok. Menurut lo gimana?"

Nah 'kan, Raffa tidak pernah meminta pendapat orang lain untuk hal-hal seperti ini. Kenapa sih dia?

"Ya bagus, lebih cepat lebih baik 'kan?" komentar Daffa.

Dear, Hujan [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang