-DearHujan-
Ryola's POV.
Aku terbangun saat sebuah suara hantaman keras yang entah darimana datangnya memenuhi ruang kepala dan telingaku. Napasku terengah seolah ada tangan yang mencekik leherku.
Perlahan aku memiringkan kepala dengan mata berkedip mencoba menghalau cahaya terang yang menembus retinaku.
Saat suara-suara itu mulai menghilang terganti dengan teriakan beberapa orang yang seolah sangat terburu. Aku bahkan tidak tahu di mana ini, mengapa ruangan ini terdengar begitu ramai. Sungguh mengganggu!
Aku merasakan tanganku disentuh dan suara lembut itu memanggilku.
"Ri ...."
Siapa itu? Suaranya tidak asing, namun mataku masih enggan untuk terbuka. Aku ingin bangun, tapi di satu sisi ragaku terus memohon agar tetap tertidur.
"Ri ... buka matamu, Ri, Kakek rindu."
Oh, Ya Tuhan, itu suara Kakek. Aku harus bangun! Ku paksa agar mataku kembali terbuka. Seluruh tubuhku terasa kebas dan nyeri. Kembali aku mencoba membuka mataku. Perlahan aku memandangi sosok yang menyentuhku, ternyata Kakek, ia tersenyum dengan matanya yang basah.
Ku edarkan pandanganku memandang beberapa orang yang tengah menatapku seolah lega aku sudah terbangun. Apa aku tertidur terlalu lama? Ah, bahkan mimpiku saja sangat mengerikan!
Oh, leganya akhirnya aku terbangun dari mimpi buruk itu, aku memanggil satu persatu di antara mereka. Tapi ... mengapa tubuhku terasa begitu sakit? Bahkan kakiku seolah mati rasa. Dan, mengapa ruangan ini berbau aneh? Seperti ... oh aku tak ingin mengingat ruangan itu, rumah sakit yang pertama kali menyapaku saat aku siuman usai kecelakaan besar itu.
Tunggu.
Kecelakaan?
Kecelakaan besar?
Ya Tuhan, perasaan macam apa ini. Di mana Raffa? Aku kembali mengedarkan pandanganku tak peduli dengan berbagai sapaan dari orang-orang di sekitarku yang telah mengucapkan banyak syukur pada Tuhan.
"Kek ..., Ra-Raffa di mana? Kok ng-nggak di sini? Yang lain kenapa pada di sini?" Leherku terasa perih ketika berujar, bahkan suaraku terdengar begitu serak dan tak bertenaga.
Aku melihat jelas perubahan raut wajah Kakek dan sahabatku yang lain, ada apa sebenarnya? Atmosfer seolah diselimuti kabut duka. Ku mohon jangan.
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka, aku memiringkan sedikit kepalaku dan sungguh lega karena Raffa di sana, dia hadir, dia datang menemuiku. Oh, terima kasih Tuhan.
"Raffa ...," panggilku saat dia mulai mendekat dan berada tepat di samping ranjangku.
Hanya ada hening yang menyapa. Dan aku sadar ternyata mimpi burukku bukanlah mimpi. Dia Daffa, bukan Raffaku.
Seketika leherku terasa dicekik kuat dan dadaku penuh sesak. Aku mencoba berpaling dari wajah Daffa dan yang kutemui adalah atap sewarna putih bersih di atas sana. Ku gigit bibirku kuat hingga aku merintih, "aawh ...." Ternyata di sana ada bekas jahitan kecil, namun terasa begitu perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Hujan [COMPLETE]
Dla nastolatkówStory by: vitisme Cover by: vitisme [Teenfiction/End] PART LENGKAP, REVISI BERJALAN Teruntuk dia, Tokoh utama dari kisah retaknya hatiku. Berkisah tentang sesosok gadis remaja yang melupakan seluruh memori penting dalam hidupnya, ia dihadapkan denga...