Bab 13.2

10 3 0
                                    

"Halo, iya?" Mysha menggerakkan tangan kirinya menutupi satu telinga yang lainnya, berusaha mendengarkan suara Lia di telepon, di tengah keramaian lapangan.

"Kenapa? Nggak dengar. Bentar," ucapnya keras-keras. Kemudian Mysha mengambil tas Arvino yang ada di bangku lalu beranjak meninggalkan lapangan.

Mysha berhenti sekitar dua meter dari lapangan dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. "Bicara apa tadi?" Ucapnya.

"Tadi aku ketemu Raka di mall."

"Lalu?" Mysha mengernyit. "Kalau mau bahas yang waktu itu, aku nggak berminat."

"Bukan bukan." Sela Lia di telepon. "Raka tanya, kok dia nggak bisa menghubungimu? Kamu blokir?"

Mysha menghela napas. Kenapa lagi-lagi Raka?

"Hmm," gumamnya tanpa minat.

"Kenapa? Bukan gara-gara Arvino kan?"

"Bukan. Aku udah bilang dari awal, aku nggak nyaman."

Mysha mendengar gerutuan yang cukup jelas dari Lia membuatnya tersenyum kecut. Lia adalah orang yang paling semangat menjodohkannya dengan Raka.

"Tapi nggak enak juga kedengerannya. Lagian Raka cuma berniat untuk berteman denganmu kan?"

"Ya, tapi caranya berlebihan. Aku nggak mau Arvino salah paham."

"Benarkan? Ini karena Arvino."

"Bukan—astaga, ini karena aku."

"Kenapa Arvino selalu membatasimu? Dia nggak berhak melarangmu untuk bergaul dengan siapa saja—"

"Lia, bukan gitu," sela Mysha cepat. "Arvino emang nggak suka, tapi ini murni kemauanku."

"Tapi Mys, Raka—"

"Please, sekali aja Li, jangan bahas-bahas Raka. Dia masa lalu dan biarkan itu berlalu." Lagi-lagi Mysha menyela. Ia mengangkat tangan kanannya lalu menggaruk hidung pelan.

"Jadi jangan bahas itu lagi, okay? Udah dulu ya, aku lagi nonton Arvino." Klik.

Mysha memutuskan sambungan begitu saja. Ia tidak mau ucapan Lia merusak moodnya sore ini. Menghela napas, Mysha kemudian kembali ke tepi lapangan dan duduk di bangku tadi. Kembali menyaksikan gerakan-gerakan aneh yang dilakukan Arvino dan beberapa orang di sana.

MIS-UNDERSTANDING [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang