PROLOG

111 39 19
                                    

"Sha, pegangan." Ucap cowok itu ketika dia tidak merasakan genggaman tangan mungil Mysha di kain bagian pinggangnya.

Mysha hanya menganggap lalu ucapan Arvin, dia mulai menggerakkan tangannya ke atas dan menundukkan sedikit kepalanya guna melihat jam.

Dia mencoba memfokuskan pandangan matanya terhadap titik yang ditunjuk oleh jarum jam di jam tangannya.

Guncangan dari sepeda motor yang dikendarai Arvino membuat tangannya terus bergoyang, dan dirinya kesulitan untuk memfokuskan pandangan.

Tckk. Mysha berdecak pelan, salahkan kepada Arvino yang kurang ahli dalam membawa sepeda motornya juga kepada jam tangannya yang sangat sangat kecil, sehingga menyulitkannya untuk melihat jam.

"Sha." Suara Arvino terdengar lagi, kali ini dengan nada sedikit menuntut.

"Vinn, telat nih. Cepetan dikit dong." Ucap Mysha yang mulai cemas.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana wajah Bu Siska, guru ketertiban, ketika nanti melihatnya terlambat, lagi. Mysha bergidik ngeri membayangkan hukuman apalagi yang akan dia terima nanti.

Lamunannya terhenti ketika merasa tangan kanannya tertarik pelan ke depan. Kepalanya tertunduk, dan matanya menangkap pergelangan tangan kanannya digenggam dan ditari pelan oleh Arvino yang kemudian dia tempelkan di pinggang sebelah kanan cowok itu. Diikuti pergelangan tangannya kirinya.

Mysha tersenyum kecil melihat perlakuan Arvino kepadanya. Dadanya berdesir dan terasa menghangat. Dalam hati, Mysha tau jika Arvino selalu menjaganya. Selalu.

MIS-UNDERSTANDING [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang