EPILOG

28 4 0
                                    

"Kau benar-benar akan terus di sini?"

Kali ini Mysha benar-benar tidak lagi menyembunyikan tawanya. Bagaimana tidak, di depannya Arvino sedang memasang wajah masam, mata tajamnya itu melotot secara berlebihan, alisnya tebalnya mengerut kuat, dan jangan lupakan tangannya yang sejak tadi terus menggenggam jemari Mysha kuat-kuat, seakan dirinya anak kecil yang akan menghilang jika dilepas barang sedetik saja.

Dilihatnya laki-laki yang kini duduk tak jauh di sampingnya, dengan raut wajah tak kalah dongkol, Raka mendegus keras. "Mysh, kok kamu tahan sama orang kayak dia?" ketus Raka.

Mysha terkikik pelan melihat aura permusuhan kedua laki-laki dihadapannya yang tak lagi muda ini. Dirinya perlahan mencoba melepas genggaman tangan Arvino di jemarinya. Ia melihat laki-laki itu cemberut tidak terima. 

Tapi Mysha sudah tidak tahan dengan keadaannya saat ini. Ia kini beralih menatap Raka yang juga sedang menatapnya, "sebenarnya dimana sih Lia? Kalau gini kencan yang kuharapkan bisa gagal," ucapnya.

" Kamu mau kencan sama dia? Dia ngegoda kamu lagi?" tanya Arvino cepat. Laki-laki itu berdiri kemudian kembali menggandeng jemarinya. Mysha melihat Raka memutar bola mata kesal, tapi laki-laki itu memilih diam.

"Kamu diam dulu deh Vin. Pikiranmu itu...benar-benar nggak bisa dikondisikan," ucap Mysha sebal.

"Udahlah, aku tunggu Lia di luar aja," sahut Raka. "Kau itu, selalu saja berpikir buruk. Aku heran kenapa Mysha begitu mencintaimu," lanjutnya lalu bergegas pergi. Laki-laki itu bangkit dan berjalan menuju pintu keluar kafe.

Arvino mendengus. "Hohoo, akhirnya dia pergi juga," ucap Arvino. "Kita jadi nonton?"

Mysha mengacuhkan Arvino. Ia merogoh sakunya dan mengambil ponsel untuk menghubungi Lia. Sahabatnya itulah yang mengusulkan ide untuk double date mereka berempat hari ini. 

Sebenarnya Lia dan Raka belum pacaran, mereka masih dalam tahap pdkt, dan Mysha merasa senang atas kebahagiaan kedua sahabatnya itu. Padahal ia sudah lama ingin merasakan rasanya double date, pasti menyenangkan, tapi apalah daya. Dengan ketidakhadiran perempuan itu di sini, membuat rencana mereka gagal. 

Mysha baru mulai menekan-nekan tombol di ponselnya ketika Arvino mengambil ponsel itu dari tangannya.

"Jangan dihubungi," katanya.

"Kenapa?" tanya Mysha heran.

"Kita kencan saja berdua. Aku nggak mau ada yang ganggu. Cukup lihat aku aja hari ini."Arvino tersenyum lalu tiba-tiba menarik pergelangan tangannya dan membawanya keluar dari kafe. Membuat Mysha mau tidak mau terkekeh. Melihat Arvino tersenyum dan menggenggam tangannya erat, mebuat hatinya menghangat. 

Cinta itu, selalu ada....

MIS-UNDERSTANDING [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang