Part 8. Party Invitation

12.7K 1.5K 287
                                    

Icon-nya ganti.
Bye bye alien hahahaha...

🌏

Pukul 7 malam KST, pesawat bertolak dari Pohang untuk kembali ke homebase city, Seoul. Tepatnya lagi, kami akan mendarat di bandara Gimpo, masih dengan tim yang diketuai oleh Capt Hoseok.

"Capt, ini makan malamnya," Aku menyodorkan tray makanan khusus pesanan milik Capt Hoseok.

Ia terlihat sedang memainkan suatu game di komputer tabletnya. Aku tak begitu heran karena pesawat sedang diterbangkan dalam mode auto-pilot. Ia menoleh padaku lalu tersenyum pada First Officer atau co-pilot di sebelahnya. "Jihoon-ah, pergilah. Mumpung Jinae di sini."

"Terima kasih banyak, Capt." Lelaki itu juga mengangguk sekali padaku yang langsung kubalas cepat. Sepertinya Jihoon sangat membutuhkan lavatory. (toilet)

"Kau sudah makan?" tanya Capt Hoseok.

"Belum Capt."

Ia mulai sibuk membuka satu per satu kemasan makanan. "Aigo, apa perlu kumintakan dinner-mu untuk dibawa ke sini?"

"Tak perlu, Capt. Nanti saja, aku juga belum terlalu lapar." Aku tertawa kecil dan menggeleng.

"Oke, kalau itu maumu. Tapi pastikan kau memakannya nanti. Berjanjilah?!" Ia ikut tertawa dan menyodorkan satu kelingkingnya padaku. "Kemarikan jari-mu."

Aku menautkan jemari paling pendekku ke miliknya sambil terkekeh geli. "Tenang saja, Capt. Aku tak akan mati hanya karena skip makan malam."

"Hanya memastikan. Supaya Taehyung tak khawatir padamu."

Entah kelihatan jelas atau tidak, tapi sekarang aku sudah tak lagi tertawa atau pun tersenyum. Ucapan Kim Taehyung yang sangat menyakitkan saat itu kembali terngiang di kepalaku.

Bagaimana bisa ia membenci namaku? Aku saja sangat bersyukur memiliki nama Kim Jinae.

Helaan napasku tertahan selama beberapa detik. Lalu Capt Hoseok sadar akan itu. "Ada apa? Kau tak menyukainya?"

"Menyukai apa, Capt?"

"Kim Taehyung. Siapa lagi?" Capt Hoseok setengah berbisik padaku, "maaf, tapi aku sudah punya kekasih di luar dunia aviasi."

Aku terkaget dan menggeleng cepat. "Tidak begitu. Hmm, sejujurnya dialah yang tak menyukaiku."

Capt Hoseok tersedak makanannya sendiri. Aku berniat bangun untuk mengambilkan minum tambahan, tapi ia menyuruhku untuk tetap duduk hingga Jihoon kembali. Rupanya aku hampir saja melupakan peraturan penting.

Sudah menjadi SOP, jika salah satu pemegang kendali pesawat harus meninggalkan ruang kokpit, maka salah satu awak kabin harus menemaninya di dalam.

Semenjak insiden kecelakaan Germanwings pada penerbangan 4U9525 beberapa tahun silam, Badan Keamanan Aviasi Nasional semakin memperketat aturannya. Sehingga peluang kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh kesengajaan atau bunuh diri pilot bisa berkurang banyak.

Mengingat tingginya angka bunuh diri di Korea, tak menutup kemungkinan jika seorang pilot yang bekerja di bawah tekanan besar, bisa melakukan hal bodoh seperti itu.

"Jadi? Kau suka padanya?" Ucapan Capt Hoseok itu membuyarkan lamunanku.

"Aku tak pernah bilang begitu, Capt."

Ia meringis iba padaku. "Kau membuatku bingung, Jinae-ya."

"Itu sebenarnya--- dia membenciku." Tak sengaja nada bicaraku sedikit meninggi. "Capt Taehyung sendiri yang bilang, kalau ia benci dengan namaku," lirihku.

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now