Part 42. Land Of God

15K 1.4K 1.4K
                                    

(Slide for mulmed)

.

.

"I'll never let you go," by The Chainsmokers ft Rozes

.

🌏

Percaya tidak, di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan? Namun aku benar-benar hampir dibuat percaya atas ketidaksengajaan pada rute penerbangan janggal yang kudapat kali ini. Setelah beberapa kali jadwal liburku berselisih dari Taehyung. Tanpa berharap banyak, nyaris di penghujung tahun ini, ternyata aku dan pemilik senyum mematikan itu berada di penerbangan yang sama, menuju Bali, Indonesia. Akan ditempuh melalui satu kali transit yang kurang lebih berjarak 3 jam di Changi Airport nantinya. Yesung Oppa berani bersumpah, jika sistemlah yang mempertemukan jadwalku dengan Taehyung.

Bisa dibilang, ruteku kali ini untuk mengejar hangatnya matahari.

Pagi ini, aku berada di ruang briefing, memperhatikan pilot bertanggung jawab di penerbanganku kali ini yang tengah memaparkan garis besar keadaan untuk rute yang akan kami jalani. Sudah hampir 2 minggu aku tak bertemu dengannya, baik di apartemen--- ya, aku memutuskan untuk terus tinggal di apartemennya, meninggalkan beberapa makanan di lemari pendinginnya juga berbalas pesan manis di papan tulis kecil pada pintu kulkas--- mau pun di bandara.

Untungnya, Kabin 1 atau purserku kali ini adalah Joohyun Eonni. Menyenangkan berhubung aku belum pernah sekali pun mendapat satu penerbangan dengannya.

Menyandarkan bokongnya ke tepian meja, pria itu begitu serius memberi semua keterangan pada kru berjumlah 7 orang ini. Intonasi rendah itu terdengar dingin dan juga tegas, hampir membuatku tak merasa ingat jika pribadi yang sesungguhnya sangatlah hangat.

"Data METAR tanggal 30 pukul 7 KST di atas, wind Incheon dari arah 360 derajat dengan speed 4 knots, visibility 6000 meters, awan few di 1600 ft." Taehyung membalik lembaran kertas di tangannya, menyusuri informasi lanjutan untuk diinfo kepada para awak kabin. (Meteorological Aerodrome Report)

Ingin sekali berdecak keras saat mengamati bagaimana keseluruhan perhatian para pramugari di ruangan ini tersedot utuh pada satu-satunya sosok yang berdiri di depan kami. Sesekali mereka berbisik untuk menanyakan tentang apa saja dari pilot sinting bersuara seksi itu.

Oh? Rupanya ada dua orang kru zero hour di timku kali ini. Wah wah, Skywalk Air baru saja melakukan penerimaan kru kembali ya? Bagus, sekarang aku punya junior, tak lagi menjadi satu-satunya budak di dalam kabin. Namun walau begitu, aku tak ingin meneruskan tradisi tindas menindas yang dilakukan oleh para seniorku. Bukankah seharusnya kita merangkul mereka supaya pekerjaan di atas kabin bisa terselesaikan dengan lebih baik dan optimal? (belum pernah melakukan tugas penerbangan sama sekali)

Kedua kru 'hijau' itu seperti sedang kelaparan, melakukan pemindaian pada ujung rambut hingga ujung kaki pria milikku yang baru saja menggigit sedikit ibu jarinya. Taehyung terlihat sibuk memilah informasi mana lagi yang akan ia berikan pada kami. Untung saja ia sedang tak memakai kacamatanya, sama seperti setengah jam yang lalu, sewaktu ia sibuk menuliskan laporan pra-terbangnya.

Itu bisa membuatku sedikit marah.

"---temperatur -3 degrees, dew point -5 degrees, barometric pressure 1010. METAR NOSIG, hm--- hampir stabil. Ada pertanyaan untuk weather report?" (no significant change)

Oh, ayolah Kim! Apa ia sedang pamer pengetahuannya? Atau mencari perhatianku semata? Sesungguhnya itu semua tak perlu dia sebutkan. Hanya beri tahu kami jika cuaca hari ini cukup kelam, tapi masih dalam kondisi terkontrol. Itu lebih terlihat seperti Taehyung yang biasanya.

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now