Part 26. Silly Osaka

12.8K 1.4K 532
                                    

Duo Upin Ipin menggemaskan 😫

🌏

Aku sudah menyelesaikan satu landing yaitu rute Seoul menuju ke Osaka. Lalu sekarang, penerbangan keduaku sebaliknya dari bandara Kansai ke bandara Gimpo yang menghabiskan 2 jam waktu perjalanan. Ini sudah hampir tengah hari dan pesawat baru saja mendarat di Seoul.

Oh tolong jangan tanya di mana pilotku, karena hingga detik ini aku masih berhasil menjaga semangatku. Setelah persiapan landing ini pun, pesawat narrow body yang kami gunakan masih harus bertolak untuk satu penerbangan terakhir menuju ke Osaka, lalu para kru akan melakukan satu layover di sana.

"Eonni, aku kekurangan 2 eating utensils," seru Doyeon melalui sambungan komunikasi. Gadis itu dari awal bekerja denganku di galley belakang, tapi saat ini ia sedang membantu purser kami di bagian kelas bisnis untuk persiapan makan siang penumpang. (kemasan berisi peralatan makan)

"Sebentar aku ambilkan." Aku langsung bergerak cepat, meraih salah satu laci galley untuk mengambil barang yang dimaksud Doyeon tadi.

Saat aku akan menyusuri lorong kabin, di ujung sana aku melihat Taehyung yang berjalan dari arah yang berlawanan menuju ke tempatku. Ia terlihat sedang bersama seorang ground staff.

Aku menyembunyikan sebuah decakan kecil. Padahal di 2 penerbangan sebelumnya aku berhasil menghindari interaksi Taehyung.

Oh, itu Park Jimin kan? Tumben sekali keduanya melakukan inspeksi sampai ke kabin bagian belakang? Fyi, keduanya hanya mengurusi ruang kokpit dan masalah permesinan. Ataukah mungkin Taehyung sedikit trauma dengan penerbangan Frankfurt kemarin.

Persetan dengan pilotku, aku tetap berniat menghampiri Doyeon di kabin kelas bisnis yang terletak pada bagian depan kabin pesawat. Saat aku berpapasan lebih dulu dengan Jimin, ia menyapaku lalu memiringkan tubuhnya sendiri untuk menghindari aku.

Namun aku tak menyangka kalau orang di belakangnya sama sekali tak mau memiringkan badannya. Lebih memuakkan lagi, bahunya terlalu lebar untuk melintas secara horizontal di gang sesempit ini.

Meski aku sudah memiringkan tubuh, namun bagian depan tubuhku justru menghantam lengan Taehyung lumayan keras. Aku mendorongnya jengkel supaya ia tak terlalu intens bersentuhan dengan dadaku. Tapi tenagaku kalah telak saat melakukannya. Sampai-sampai aku hampir tersungkur mundur ke salah satu lorong kursi penumpang.

Dengan seperempat memutar badannya, Taehyung cepat menyambar lenganku. Untung saja aku tak terjengkang di lorong kursi penumpang. "Shhh, sial," keluhku kesal.

"Yaa Jinae-ssi, kau tak apa?" tanya Jimin sedikit khawatir.

Memaksakan senyuman tipis aku menjawabnya, "tak apa. Terima kasih, Sunbaenim."

Aku sedikit menciut saat Taehyung menatapku dengan rahang yang keras. "Bukankah kau bilang dia temanmu? Lalu teman macam apa itu tadi, huh?"

"Kau ini bicara apa, Capt? Aku tak mengerti maksudmu." Aku menyingkirkan tangannya dari lenganku. Buru-buru aku menyelipkan tubuhku hingga keluar dari daerah terancam yang ia buat. "Permisi, Capt."

"Jeon Jungkook. Ia menginap sejak saat dia menjemputmu. Aku benar kan? Aku tahu kau sudah tak lagi tinggal bersama Jin Hyung."

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now