🌏
Kedua tanganku basah berkeringat, wajahku pun terasa memanas. Ditambah dengan perutku yang mual saat mengingat kejadian mengerikan di masa lampau itu. Mataku terpejam hingga kepalaku tertunduk sangat rendah. Bayangan kengerian itu belum juga hilang dari benakku. Lantas aku pun menutup wajah dengan kedua tanganku.
Namun, mungkin jika akan dihadapkan dengan ancaman yang sama, aku tetap berkeinginan untuk melindungi seluruh penumpangku saat berada di atas sana.
Safety becomes on first. Jargon utama di dunia aviasi yang bukan hanya sekedar bualan. Karena saat para kru berusaha semaksimal mungkin untuk menjamin keselamatan seluruh isi pesawat, di saat itulah aku juga berupaya menyelamatkan diriku sendiri.
"Yaa, Jinae-ssi! Kau kenapa?" Taehyung mencengkram kedua lenganku. Membuat aku kaget sampai punggungku membentur sandaran kursi.
Aku mengembuskan napas lega. Sadar jika itu semua hanyalah kenangan. Aku sudah melewati masa-masa paling kritis dalam hidupku. Sekarang ini, aku hanya perlu terus melanjutkan hidupku.
"A--- aku baik-baik saja, Capt," ucapku gugup. Sial, kenapa suaraku malah tersendat begitu?
Ia tampak cemas, dan baru pertama kali aku melihat Taehyung bersungguh-sungguh seperti itu. "Sudah, tak perlu memaksakan diri kalau kau tak mau bercerita," ucapnya menyesal.
Aku masih berkali-kali menghela napas.
"Wajahmu pucat. Apa kau sakit?" Satu tangannya sudah akan menyentuh keningku, tapi langsung aku halangi.
"Aku baik-baik saja, Capt," jawabku sambil tersenyum tenang.
Akhirnya aku bisa mengendalikan diriku seutuhnya kembali.
Ia mengangguk, sesekali masih mengawasiku. Lalu ia beralih ke arah dapur kedai restoran. "Mana rabboki-nya, kenapa lama sekali?" gumamnya.
Dengan perlahan aku berdiri untuk menghampiri salah satu pekerja di kedai makanan ini. Jaga-jaga saja kalau pilot itu mulai cranky.
Namun pergelangan tanganku tertahan oleh Taehyung. "Tak perlu. Duduklah. Mungkin pegawainya memang sibuk."
"Oh?" Aku sedikit tak percaya pada ucapannya barusan.
Ia tetap menggeleng, lalu aku pun duduk kembali.
Sebenarnya aku sedikit bingung. Kadang intuisiku merasakan jika Taehyung adalah pria yang baik. Tapi melihat kelakuan tak senonoh yang ia tujukan pada wanita, rasanya ia juga pantas disebut dementor.
Aku kembali tercenung dan ingin sekali menguak masalah Taehyung dan kakakku.
Melihat ia yang lebih tenang tanpa mengeluh kembali, aku pun sedikit ragu bertanya, "Capt...."
Ia hanya menatapku tanpa suara.
"Emhh, ada yang ingin kutanyakan."
Lelaki itu masih diam dengan tatapan yang sama. Namun dahinya mengerut seakan penasaran pada apa yang akan aku tanyakan.
"Sebenarnya, aku ingin tau. Apa masalahmu dengan Jin Oppa? Hmm, kenapa kau begitu membencinya?"
YOU ARE READING
Final Approach (✔) [TERBIT]
Fanfiction[PRIVATE] FOLLOW ME FIRST ✈ Kim Jinae, si pramugari kroco yang tiba-tiba menjadi target sasaran seorang pilot beken di maskapai tempatnya bekerja. Jinae tak sadar, sejak penerbangan pertamanya itu, hidupnya akan berubah. Final Approach (aeronautics...