Part 22. Along The Canal

12.9K 1.5K 486
                                    

Ada backsong-nya, digeser ya 👆

🌏

"Capt...." Terdengar sebuah interurpsi dari seseorang, memanggil Taehyung yang tengah menginvasiku. Lelaki itu langsung menarik mundur wajah beserta tangannya, menoleh pada si pemilik suara.

Begitu kontak kami terlepas, sontak saja aku langsung berusaha menghirup oksigen sebanyak yang bisa kudapatkan. Detik itu juga aku tersadar kami masih berada di kabin first class.

Ingin sekali menampar pipiku sendiri. Yang barusan itu tidak benar-benar nyata kan?

Kedua tanganku spontan menyentuh bibirku yang terasa amat basah dan kebas. Aku mengusap bibirku sendiri dengan tangan yang samar menggetar.

Melirik sekilas, lelaki itu hanya mengulum bibirnya sendiri. Kemudian ia mengamati buku jarinya yang terkena bercak darah milikku, menghisapnya dengan cepat.

Aku buru-buru menurunkan tanganku, supaya tak terlihat gugup. Kim Eunseo yang barusan memanggil Taehyung, tampak sibuk membawa kotak obat yang diminta oleh Taehyung pada Jihoon tadi.

"Yaaa Jinae-ya!!!" pekik sahabatku sedikit emosi melihat luka di bibirku, serta noda darah pada scarf di leherku. "Sudah kubilang jangan terluka kan?!"

"Ma---af," lirihku bersusah payah.

Lelaki yang berdiri di depanku itu mengusap sisi samping lehernya sendiri lalu berujar, "Kim Eunseo, cepat bantu Jinae."

"Baik, Capt."

Tanpa menoleh padaku, Taehyung meninggalkan kami berdua. Seolah yang barusan tadi itu tak pernah terjadi di hidupnya.

Apa yang harus kulakukan untuk meredakan rasa gugupku?

Berkali-kali aku mengisi udara untuk kapasitas maksimal organ pernapasanku lalu mengembuskannya perlahan. Namun aku tetap tidak bisa melupakan keberadaan Kim Taehyung dari mulutku.

***

Setelah memberi salam perpisahan pada kru darat yang mulai masuk ke pesawat, tim kami pun akhirnya berkemas dan segera keluar dari pesawat untuk laporam kedatangan pada kantor Skywalk di Schiphol.

Waktu setempat menunjukkan pukul 4 sore di hari yang sama. Perbedaan waktu antara Seoul dan Amsterdam kembali menjadi penyakitku sebagai awak kabin.

Kami pun menaiki mini bus bandara yang akan membawa tim ini ke hotel. Aku duduk di depan bersama Eunseo. Semua orang sepertinya tertidur di perjalanan yang menghabiskan waktu tidak terlalu lama itu.

Kemudian kami pun tiba di hotel tempat kami akan menginap.

Taehyung yang tak sengaja aku amati, baru saja turun paling akhir. Ia tiba-tiba berseru, "jam 8 malam, lobby hotel. Jangan ada yang telat."

Yang lain pun menyahut, "oke, Capt."

Oh? Kukira dia sedang mabuk?

Apa hanya aku yang tak mengerti maksud ocehan lelaki itu? Bahkan Eunseo saja mengangguk kecil padanya. Lenganku menyikut lengan Eunseo pelan. "Memangnya jam 8 malam ada apa?"

Final Approach (✔) [TERBIT]Where stories live. Discover now